Boeing Tuduh Bombardier, Kanada Ancam Batalkan Pembelian 18 Super Hornet
Super Hornet

Boeing Tuduh Bombardier, Kanada Ancam Batalkan Pembelian 18 Super Hornet

Kanada mengancam akan membatalkan rencana pembelian 18 pesawat BoeingF / A-18 Super Hornet karena perusahaan Amerika Serikat itu memimpin upaya penyelidikan terhadap produsen pesawat Kanada Bombardier.

Boeing menuduh  Bombardier menerima subsidi dari pemerintah Kanada yang mengizinkannya menjual pesawat penumpang CSeries di bawah harga pasar.

“Pasar AS adalah yang paling terbuka di dunia, tapi kita harus mengambil tindakan jika peraturan kita dipatahkan,” kata Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan saat mendengar klaim Boeing di Washington.

Keputusan untuk memulai penyelidikan ditanggapi dengan perlawanan oleh  pemerintah Kanada. Pada hari Kamis 18 Mei 2017, Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak membantu perundingan perdagangan yang sedang berlangsung.

“Industri kedirgantaraan Kanada dan Amerika Serikat sangat terintegrasi dan mendukung pekerjaan kelas menengah yang baik di kedua sisi perbatasan,” kata Freeland.

“Kami sangat tidak setuju dengan keputusan Departemen Perdagangan AS,” tambahnya, dengan mengatakan bahwa petisi Boeing  jelas ditujukan untuk menghalangi pesawat baru Bombardier CSeries, memasuki pasar AS.”

Bombardier CSeries

Tapi Freeland tidak berhenti sampai di situ saja. Dia menambahkan bahwa Ottawa sekarang sedang meninjau pengadaan militer  yang berhubungan dengan Boeing. Sebuah pernyataan yang kemudian didukung oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Menurut berbagai ahli militer, Freeland kemungkinan besar  sedang membicarakan pembelian 18 jet tempur Super Hornets  yang bisa bernilai sampai US$ 2 miliar.

“Pemerintah kami akan membela kepentingan Bombardier, industri kedirgantaraan Kanada, dan pekerja kedirgantaraan kami,” bunyi pernyataan Freeland.

Menurut CBC, analis kedirgantaraan Richard Aboulafia dari Teal Group mengatakan bahwa langkah pemerintah Kanada tidak dapat dihindari,  ini tergantung pada Boeing untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.

“Jika Boeing pintar, itu akan menekan tombol do-over dan berjalan pergi,” katanya dalam sebuah wawancara, menambahkan bahwa kontrak militer yang berisiko memunculkan kerugian aeronautika lebih berharga daripada keuntungan sederhana yang bisa dihasilkan dari perdagangan yang sukses.

Baca juga:

Kanada Mungkin Temukan  Bom Nuklir Mark IV AS yang 66 Tahun Hilang