Kesiapan helikopter Tiger milik Prancis benar-benar payah. Sebvanyak 59 helikopter jenis ini yang ada di Angkatan Darat Prancis hanya beroprasi rata-rata 25%. Lebih parah lagi biaya perawatan helikopter tersebut sangat mahal yakni mencapai € 88,61 juta atau sekitar Rp1,3 triliun per tahun.
Data itu dikeluarkan Kementerian Pertahanan mengatakan menanggapi pertanyaan tertulis dari Anggota Parlemen François Cornut-Gentille. Ketersediaan Tiger pada 2016 memang lebih baik dibandingkan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 21,4 persen. Tetapi angka ini jelas masih sangat rendah. Helikopter ini memiliki usia rata-rata 5,5 tahun.
Rendahnya ketersediaan helikopter militer Prancis dan biaya tingginya biaya perawatan telah memicu kekhawatiran, yang menyebabkan Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian berjanji pada bulan November lalu bahwa ketersediaan akan meningkat menjadi rata-rata 50 persen di seluruh armada, dengan perhatian khusus diberikan kepada Tiger.
“Topik seperti kapal induk dan cybersecurity merebut perhatian publik, namun pemeliharaan tidak memiliki citra bagus,” kata Cornut-Gentille sebagaimana dilaporkan Defense News Selasa 16 Mei 2017.
Data lain menunjukkan armada NH90 Caïman 15 milik Angkatan Laut Prancis memiliki ketersediaan 38,4 persen, naik dari 32 persen, dengan biaya perawatan tahunan sebesar € 47 juta, dengan usia rata-rata 3,4 tahun. Sedangkan 17 armada NH90 yang diterbangkan oleh Angkatan Darat memiliki tingkat ketersediaan 41,4 persen, turun dari 47,6 persen, dengan biaya tahunan € 61,53 juta dan usia rata-rata tiga tahun.
Cougar, dengan usia rata-rata 26,3 tahun, tingkat ketersediaan 9,9 persen, turun dari 12,2 persen, dengan biaya perawatan € 40,27 juta.
“Kemampuan penting kami sangat dibatasi oleh tingkat ketersediaan helikopter kami yang sangat rendah, rata-rata 38 persen,” kata François Lamy, anggota parlemen Prancis.
“Angkatan Laut memiliki 17 helikopter, 10 di antaranya dirawat,” tambah anggota parlemen Gwendal Rouillard, yang mengacu pada NH90.
Kurangnya ketersediaan tersebut sebagian besar disebabkan oleh sistem perawatan yang sangat rumit antara lembaga terkait termasuk dengan produsen.
Airbus memasok Tiger, dan NHIndustries – perusahaan patungan yang dimiliki oleh Airbus, Leonardo dan Fokker mengirimkan NH90. “Pada dasarnya, sistem ini tidak berjalan,” kata Lamy.
Le Drian mengatakan bahwa dia telah meluncurkan sebuah rencana darurat untuk meningkatkan ketersediaan hingga rata-rata 50 persen pada tahun 2019, dan untuk meningkatkan kesiapan Tiger, yang telah melihat tingkat keausan lebih cepat karena adanya pasir halus yang merusak ketika helikopter beropreasi di Gurun Sahara Afrika Pada untuk operasi Barkhane.
Baca juga: