Kapten AS dan Rusia Ini Selamatkan Dunia dari Perang Nuklir

Kapten AS dan Rusia Ini Selamatkan Dunia dari Perang Nuklir

Krisis rudal Kuba adalah situasi di mana dunia benar-benar di ujung tanduk perang nuklir. Kedua negara adi daya yakni Amerika Serikat dan Soviet sudah beradapa pada fase sangat berbahaya dan sangat dekat dengan keputusan untuk menarik pemicu nuklir mereka.

Setelah lebih dari 50  tahun, Buletin Ilmuwan Atom mengungkapkan kisah nyata mengerikan dari seorang pilot Angkatan Udara Amerika, yang mengungkapkan bagaimana krunya menerima perintah untuk meluncurkan serangan nuklir ke Uni Soviet pada puncak Krisis Rudal Kuba. Dan bagaimana dunia diselamatkan karena akal sehat kaptennya.

“Cerita dimulai tepat setelah tengah malam, 28 Oktober 1962 yang merupakan bagian paling berbahaya dari Krisis Misil Kuba,” tulis artikel di majalah itu.

Pada saat itu, ia menjelaskan, “Dalam menanggapi krisis yang berkembang terkait penyebaran rudal Soviet di Kuba, semua pasukan AS strategis ditempatkan pada status Defense Readiness Condition 2 atau DEFCON2 dan siap untuk naik ke DEFCON1 dalam hitungan menit. Setelah di DEFCON1, rudal bisa diluncurkan dalam satu menit setelah kru menerima perintah untuk melakukannya. ”

rudal nuklir

Masing-masing dari empat lokasi peluncuran rudal rahasia memiliki dua pusat kontrol peluncuran dengan satu petugas peluncuran dan tujuh awak anggota. Setiap petugas peluncuran bertanggung jawab untuk empat rudal jelajah Mace B yang dipasang dengan hulu ledak nuklir Mark 28. Didistribusikan di antara empat lokasi total ada 32 rudal jelajah Mace B.

“Mark 28 memiliki kekuatan setara dengan 1,1 megaton TNT, masing-masing kira-kira 70 kali lebih kuat dari bom Hiroshima atau Nagasaki. Total ada kekuatan merusak sebesar 35,2 megaton. Dengan kemampuan meluluhkan wilayah seluas 1.400 mil (2.253 km), Mace B di Okinawa bisa mencapai ibukota negara komunis seperti Hanoi, Beijing, dan Pyongyang, serta fasilitas militer Soviet di Vladivostok (Timur Jauh). ”

Pada hari itu semua unit menerima perintah misterius untuk peluncuran 32 rudal jelajah Mace B.” Setelah perintah datang maka dilakukan pengecekan kode,” kenang Bordne. “Biasanya bagian pertama dari string tidak cocok dengan nomor dimiliki kru. Namun pada kesempatan ini, kode alfanumerik semua cocok, menandakan bahwa instruksi itu benar dan untuk diikuti.”

Ketika ketegangan mulai muncul, beberapa kali dilakukan pelatihan peluncuran. Dan biasanya kode yang diberikan akan berbeda dengan kode milik kru. Ketika kesiapan rudal dinaikkan menjadi DEFCON 2, kru telah diberitahu bahwa tidak akan ada pelatihan lagi. Jadi ketika perintah  muncul dan kode pertama cocok kru Bordne langsung khawatir. Dan benar, kode keduanya  juga cocok.

Bahkan lebih, pada saat itu, petugas peluncuran kru Bordne yakni Kapten William Bassett mendapat izin, membuka kantongnya. Jika kode di kantong cocok dengan kode ketiga yang telah diberikan lewat radio, maka kapten diperintahkan untuk membuka amplop di kantong yang berisi informasi dan target peluncuran.

Bordne mengatakan semua kode cocok artinya memang ada instruksi peluncuran. Suasana benar-benar tegang. Dan hanya dengan akal sehat para kru akhirnya tombol mematikan tidak ditekan.

“Instruksi untuk peluncuran senjata nuklir seharusnya dikeluarkan hanya ketika negara berada pada level waspada tertinggi yakni  DEFCON1 dan saat itu DEFCON 2 belum ditingkatkan,” kata artikel.

Ada hal lain  yang  mengejutkan “Ketika kapten membacakan daftar target, betapa terkjutnya awak, tiga dari empat target tidak di Rusia. Pada titik ini, Bordne ingat, telepon antar-situs berdering. Petugas peluncuran lain melaporkan bahwa di daftar mereka ada dua sasaran non Rusia. Mengapa menargetkan negara-negara non-agresif? Ini tampaknya tidak benar. ”

Kapten William Bassett menelepon komando utama dan mengatakan bahwa ia membutuhkan salah satu dari dua hal. “Meningkatkan status ke DEFCON 1, atau menarik mundur peluncuran.”

Akhirnya perintahnya adalah menarik mundur peluncuran. Dan insiden pun berakhir.

“Itu benar-benar menakutkan,” tulis majalah tersebut.

Next: Akal Sehat Komandan Kapal Selam Rusia