Setelah sempat dikabarkan mengalami masalah, Kapal Induk USS Ronald Reagan Amerika Serikat akhirnya meninggalkan pangkalan angkatan laut Yokosuka Jepang pada Selasa 16 Mei 2017. Kapal akan melakukan latihan laut jangka panjang di perairan Jepang.
Ini berarti ada dua kapal induk yang siap tempur jika keputusan serangan terhadap Korea Utara diambil. Satu kapal induk lagi USS Carl Vinson tetap dipertahankan di wilayah tersebut untuk siaga penuh.
Menurut rencana awal, kapal induk tersebut diperkirakan akan meninggalkan pelabuhan pada hari Senin, namun kepergian tersebut tertunda karena masalah teknis.
Masuknya kapal induk ke laut adalah yang kedua sejak November 2016, saat kapal tersebut berlabuh di pelabuhan asalnya di Jepang untuk perawatan teknis. Sebelumnya, mereka sempat meninggalkan pelabuhan pada 8 Mei.
Ronald Reagan merupakan kapal induk kelas Nimitz yang dilengkapi dengan dua reaktor nuklir dan ditempatkan di pangkalan Yokosuka. Kapal ini mampu mengangkut 80 pesawat dan 5.500 personil.
Sementara itu kapal induk Amerika yang lain yakni USS Carl Vinson tetap dipertahankan untuk beroperasi di dekat Semenanjung Korea. Kapal yang berada di wilayah ini sejak April 2017 lalu akan tetap berada di wilayah tersebut dalam waktu yang tidak terbatas sambil menunggu perkembangan situasi di Korea Utara.

Pada Senin pagi, Korea Utara secara resmi mengkonfirmasi bahwa mereka telah melakukan peluncuran rudal balistik jarak menengah sehari sebelumnya. Rudal tersebut jatuh ke Laut Jepang di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Rudal tersebut mencapai ketinggian 2.000 kilometer (1.245 mil), sebuah rekor untuk rudal Korea Utara.
Situasi di semenanjung Korea dalam beberapa bulan terakhir telah diperburuk oleh serangkaian peluncuran rudal dan uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. Sebagai tanggapan atas tindakan Pyongyang, Amerika Serikat mengirim kelompok tempur angkatan lautnya ke Semenanjung Korea.
Media AS melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin akan memerintahkan serangan terhadap Korea Utara sehubungan dengan kegiatan militer terakhir. Pejabat tinggi Korea Utara mengatakan bahwa negara tersebut siap untuk melakukan serangan nuklir jika terjadi agresi militer AS.
Baca juga: