More

    Meneruskan Tradisi Flanker Indonesia, Rusia Ingin Su-35 Dibayar dengan Karet

    on

    |

    views

    and

    comments

    Pemerintah Indonesia tengah mengimplemasikan sistem imbal beli untuk mendapatkan senjata baru. Rusia tertarik dengan sistem ini dengan ingin mendapatkan karet asal Indonesia yang akan ditukar dengan salah satunya jet tempur Sukhoi.

    Seperti diketahui Indonesia tengah berusaha mendapatkan jet tempur untuk menggantikan armada F-5 yang sudah dipensiun. Sistem imbal dagang dinilai akan menjadi cara yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

    Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menyampaikan bahwa produk karet yang diminati itu adalah crumb rubber atau karet remah. “Mereka [Rusia] tertarik di crumb rubber. Tapi belum kami putuskan,” ujar Oke, seperti dikutip kontan.co.id  Senin 15 Mei 2017.

    Komoditas karet menjadi salah satu yang tengah dikaji oleh pemerintah untuk imbal dagang dengan produk senjata Rusia. Menurut Oke, payung hukum dari jenis produk yang disepakati dengan mekanisme imbal dagang akan dibuat dalam bentuk Peraturan Menteri.

    Dengan Rusia, produk yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia adalah pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang merupakan keturunan terakhir dari Su-27 Flanker. Adapun nilai imbal dagang yang akan dilakukan dengan Rusia sekitar US$600 juta.

    Skema imbal beli atau pola yang diterapkan oleh pemerintah dengan mewajibkan eksportir negara mitra dagang untuk membeli produk dalam negeri.

    Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Nusa Eka, Jumat mengatakan bahwa skema imbal beli tersebut wajib untuk pengadaan barang pemerintah yang berasal dari impor dengan nilai tertentu dan atau berdasarkan peraturan perundangan.

    “Saat ini kita melihat ada perlambatan ekspor, dan imbal beli ini bisa kita pergunakan sebagai salah satu instrumen untuk penetrasi produk ekspor. Selain itu juga salah satu instrumen untuk mengatasi hambatan dan kendala ekspor,” kata Nusa Eka, di Jakarta.

    Pembelian jet tempur Sukhoi dengan sistem imbal dagang bukan pertama kali dilakukan. Pada era Megawati pembelian Su-27 dan Su-30 juga dilakukan dengan cara ini. Pembelian senjata yang kala itu mencapai sekitar US$ 193 juta itu dilakukan dengan cara imbal dagang berupa komoditas pertanian.

    Sebagai langkah awal, Rusia meminta 12,5 persen atau US$ 26 juta dari nilai imbal dibayar tunai. Sedangkan sisanya dilunasi dengan komiditas crude palm oil dan karet beserta produk turunannya.

    Selain itu juga tidak hanya dengan Indonesia penjualan Flanker dilakukan dengan imbal beli, Bahkan penjualan pertama Su-27 ke luar negeri yakni kepada China, Uni Soviet meminta dibayar dengan 10.000 jaket kulit.

    Sementara setelah runtuhnya Uni Soviet yang disusul dengan krisis ekonomi, Rusia juga menjual berbagai senjata yang ditukar dengan berbagai kebutuhan pokok.

     

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this