Site icon

Kenapa Pentagon Membawa Lagi Ranjau Laut ke Udara

Pentagon telah mengembangkan dua jenis ranjau laut murah yang bisa dengan cepat ditaruh  di halaman belakang musuh. Ranjau Skipjack dan Flounder  adalah bom udara yang dimodifikasi untuk diam-diam menunggu di bawah laut dan menghancurkan kapal-kapal musuh yang lewat.

Menggunakan pesawat terbang untuk meletakkan ranjau sudah dilakukan sejak  Perang Dunia II. Kolonel Mike “Starbaby” Pietrucha seorang pensiunan Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan pada  The Diplomat bahwa teknik ini sulit dilakukan.

Untuk satu hal, ladang ranjau harus dibuat dalam pola tertentu untuk memastikan cakupan target yang memadai, seperti mulut pelabuhan atau selat. Ini adalah masalah ketika Angkatan Udara  Amerika mencoba menjatuhkan ranjau dari ketinggian tinggi selama Perang Dunia II karena sulit mencapai tempat yang dikehendaki. Di Vietnam dan Perang Teluk Persia, penyebaran ranjau dengan terbang rendah bisa efektif namun berbahaya bagi awak pesawat.

Lalu mengapa ranjau udara tiba-tiba kembali?  Hari-hari ini, meningkatnya ketegangan dengan China, Iran, dan Rusia telah meningkatkan kemungkinan Amerika Serikat terlibat dalam konflik dengan negara-negara besar termasuk di laut.

Negara-negara ini, khususnya China, secara ekonomi sangat bergantung pada sistem pelayaran global. Angkatan laut mereka juga akan berada dalam posisi untuk menantang Angkatan Laut Amerika.

Ranjau  laut dapat memotong rute pelayaran karena kapal-kapal tersebut akan dalam bahaya. Ladang ranjau semacam itu juga bisa menciptakan “zona tanpa henti” untuk kapal perang musuh, memaksa mereka beroperasi di tempat yang berada dalam posisi yang kurang menguntungkan atau membawa mereka ke pelabuhan sampai ladang ranjau tersebut dibuka.

Bahkan ladang ranjau kecil memiliki nilai psikologis yang luar biasa. Seperti yang dikatakan Jenderal Norman Schwarzkopf selama Perang Teluk Persia, “Hanya dibutuhkan satu ranjau.”

Sebuah ranjau ditemukan US Navy di Laut Baltik dan diledakkan pada tahun 2014

Generasi baru ranjau Quickstrike mengubah semua itu. Bom udara biasa diisi dengan bahan peledak tinggi dan dilengkapi dengan sekering magnetik, Bom Skipjack 2.000 lb dan Flounders 500-lb dikembangkan dengan cepat dan ekonomis. Keduanya dipandu GPS, menggunakan Joint Directed Attack Munition bolt-on guidance kit.

Skipjack dijatuhkan seperti bom biasa dan memiliki jarak yang relatif pendek, namun Flounder memiliki kemampuan untuk meluncur ke sasaran yang lebih jauh. Ini berarti bahwa satu pesawat terbang seperti bomber B-1B Lancer dapat membuat satu atau lebih ladang ranjau daro ketinggian tinggi, menyebarkan ranjau dengan presisi untuk memastikan cakupan laut yang baik.

Inilah video yang menunjukkan Ranjau Quickstrike Mk. 62 dimuat pada pembom B-52. Ini adalah Bom 500-lb tanpa panduan GPS atau sayap kapal ranjau Flounder. Sirip ekor, yang dikenal sebagai “Snakeye” dirancang untuk menyebar saat turun, memperlambat kecepatan ranjau.

 

Exit mobile version