Site icon

Akui Payung Rudal Lemah, Norwegia Dihadapkan Pada Pilihan Sulit

Norwegia harus bergabung dengan perisai rudal NATO atau mendapatkan yang lain. Pasukan Udara Norwegia sampai pada kesimpulan ini setelah mengidentifikasi banyak celah dalam pertahanan udara hari ini dalam sebuah dokumen rahasia.

Angkatan Bersenjata Norwegia menyadari tidak dapat melindungi negara dari serangan dengan rudal dan bom presisi tinggi. Kemampuan pertahanan udara Norwegia digambarkan   terbatas dan juga memiliki cakupan yang terlalu pendek.

Hal ini membuat pangkalan udara Norwegia, yang menanti akan digunakan sebagai  basis  armada F-35 menjadi target mudah bagi lawan.

Surat kabar Norwegia Klassekampen melaporkan Angkatan Udara Norwegia menyimpulkan mereka memiliki dua pilihan yakni  bergabung dengan perisai rudal NATO yang bisa memunculkan kontroversi atau  mendapatkan sistem pertahanan rudal sendiri. Ini n adalah pertama kalinya Angkatan Udara Norwegia menunjukkan keinginannya untuk perisai rudal.

Situasi ini akan menempatkan pemerintah Norwegia dalam posisi sulit. Membangun perisai rudal sendiri akan sangat mahal, bahkan untuk Norwegia yang karena merupakan penghasil minyak besar. Di sisi lain, perisai rudal NATO juga akan mendapat tentangan  karena merangsang perlombaan senjata nuklir baru.

Sementara itu, baik Evnes dan Ørlandet, yang merupakan basis udara utama Norwegia, diidentifikasi memiliki kekurangan penting dalam hal keamanan. Pangkalan  tempur tersebut diakui akan menjadi  target yang mudah serangan rudal yang hampir pasti akan menjadi  tahap awal serangan strategis ke Norwegia. Berdasarkan data dari Norwegian Intelligence Service, rudal balistik taktis  atau tactical ballistic missiles (TMB) telah muncul sebagai ancaman utama baru.

“Angkatan udara masa depan harus memiliki kapasitas sendiri melawan TBM atau berkontribusi pada arsitektur BMD [Ballistic Missile Defense] NATO untuk mengatasi ancaman tersebut,” tulis Angkatan Udara, seperti dikutip Klassekampen.

Pemerintah Norwegia tetap ragu-ragu apakah Norwegia harus berpartisipasi dalam perisai rudal NATO, namun telah menunjuk panel ahli Norwegia dan Amerika untuk menilai kemungkinan kontribusi Norwegia.

Norwegia sebelumnya dilaporkan dapat berkontribusi dengan sejumlah radar dan sensor ke perisai rudal (seperti radar Globus II di Vardø) atau sistem radar Aegis yang saat ini dipasang pada lima kapal frigat Norwegia. Panel akan menetapkan rekomendasinya pada 2017, dan pemerintah diperkirakan akan menyampaikan putusannya pada pertengahan 2018.

Sebelumnya, Rusia menjanjikan respons yang keras jika Norwegia bergabung dengan perisai rudal kontroversial NATO. Pada bulan Maret, duta besar Rusia untuk Norwegia Teimuraz Ramishvili mengatakan bahwa keputusan semacam itu akan memacu memburuknya hubungan kedua negara.

Selama dekade terakhir, Norwegia tampaknya telah berevolusi dari menjadi pihak yang menentang  perisai rudal NATO  menjadi pendukung kuat.

Baca juga:

Tak Ada Cinta Tersisa Norwegia untuk F-16

 

Exit mobile version