Rudal juga memiliki kemampuan untuk memilih sasaran secara otonom dari kelompok kapal. Selanjutnya, Naval Strike Missile titik selectability sasaran, yang berarti dapat diprogram untuk menyerang bagian tertentu dari kapal musuh tertentu, seperti gate.
Rudal membawa 276-pound hulu ledak tinggi yang memiliki fuse diprogram, yang memungkinkan untuk meledak pada jarak yang ditentukan dari titik dampak. Rudal tersebut digambarkan memiliki hulu ledak titanium, yang kemungkinan akan membantu menembus lambung kapal musuh.
NSM saat ini dalam pelayanan dengan Angkatan Laut Norwegia, di mana lengan Fridtjolf kelas Nansen Frigat Aegis dan kapal serangan cepat Skjold. Rudal ini juga beroperasi dengan Divisi Rudal Pesisir Polandia, yang mempekerjakan versi truk-mount.
Militer Amerika Serikat yang sdang mencari pengganti Harpoon, sangat tertarik dengan rudal serbaguna ini, terutama juga karena bisa digunakan untuk helicopter Seahawk, kapal penjelajah, kapal perusak dan kapal tempur pesisir (LCS).
Rudal itu diuji tembak dari USS Coronado pada tahun 2014, menghantam target kapal tes bergerak di lepas pantai California. Kongsberg menduga akan memiliki masa depan cerah di Amerika hingga mereka berencana untuk memproduksi rudal ini di Kentucky bekerjasama dengan Raytheon.
Kongsberg telah mengembangkan varian dari NSM yang dikenal sebagai Joint Strike Missile (JSM) yang dimaksudkan untuk menyerang target darat dan kapal dari jarak jauh. Rudal itu dirancang agar sesuai dengan teluk senjata internal F-35. Untuk mencapai hal ini, asupan udara turbojet dipindahkan dari bagian bawah rudal ke kedua sisi, dan sirip rudal juga diubah. NSM memang belum digunakan secara luas saat ini, tetapi tampaknya memiliki masa depan yang cerah.
Baca juga:
Bocor ke Media, Inilah 3 Skenario Norwegia Gunakan F-35 untuk Lawan Rusia