
Selama Perang Dingin, Amerika Serikat sempat tertinggal di belakang Soviet dalam pengembangan teknologi militer berbasis ruang angkasa. Penciptaan stasiun militer ruang angkasa AS baru dimulai pada tahun 1970-an.
Ronald Reagan memerintahkan pengembangan sistem anti-satelit Amerika pada tahun 1982, dan memproklamirkan Inisiatif Pertahanan Strategisnya setahun kemudian, Maret 1983 dan secara resmi program ditutup pada tahun 1993.
“Teknologi ruang angkasa menghasilkan metode baru untuk melakukan operasi militer. Saat ini, ada sekitar 1.380 satelit di orbit bumi, 149 unit diantaranya adalah perangkat militer AS dan perangkat berfungsi ganda, sementara Rusia memiliki 75 unit satelit militer, China 35, Israel 9 unit, Prancis 8 unit, kemudian Inggris dan Jerman masing-masing 7 unit”, menurut Khrolenko merincinya.

Sementara itu, para analis militer asal AS sekali lagi kembali memunculkan tema pertahanan rudal berbasis ruang angkasa, dimana Badan Pertahanan Rudal AS bersama-sama Raytheon Corporation mengembangkan dan menguji sistem rudal yang dirancang untuk mendeteksi dan menghancurkan rudal balistik yang mendekati atmosfer bumi dari luar angkasa.
Bahkan saat ini, negara-negara yang menentang militerisasi antariksa, termasuk Rusia dan China, dipaksa mengembangkan senjata berbasis luar angkasa untuk mencegah pergeseran keseimbangan strategis yang mematikan.