Tak pelak, perbandingan dibuat antara tragedi Glorious, dan pertempuran epik di Samar pada bulan Oktober 1944, ketika empat battleship Jepang dan enam kapal penjelajah berat mengejutkan satuan tugas Angkatan Laut Amerika yang terdiri dari enam kapal induk yang didampingi hanya tujuh kapal perusak dan kapal perusak.
Meskipun Amerika terjebak dalam posisi yang mirip, hanya dua kapal induk tenggelam (dan salah satu dari mereka oleh kamikaze bukan tembakan). Selain itu tiga destroyer pengawal tenggelam. Selain itu mereka berhasil menenggelamkan tiga kapal penjelajah Jepang.
Namun, keadaan yang sangat berbeda. Satuan tugas Amerika, didukung oleh pesawat dari kelompok kapal induk lain, mampu melepaskan empat ratus pesawat modern pada penyerang. Glorious memiliki empat belas pesawat usang. Lebih penting lagi, armada Jepang sangat berhati-hati dan bingung. Sementara Jerman pergi untuk membunuh.
Pearl Harbor menandai gerhana battleship dan kapal induk. Sekarang, pertempuran armada besar akan berjuang tanpa kapal lawan benar-benar melihat satu sama lain. Namun, tragedi Glorious adalah pengingat bahwa tidak ada kepastian dalam perang. Bahkan ketika kapal induk adalah raja, battleship masih dapat memiliki harinya.
