F-35B, satu dari tiga varian F-35 Lighting II memiliki kemampuan unik yakni lepas landas dan mendarat secara vertical. Teknologi mahal dan rumit ini merupakan pembangkitan kembali dari sebuah proyek gagal pada masa lalu.
Angkatan Udara AS telah mengembangkan piring terbang sekitar 60 tahun yang lalu meletakkan dasar konseptual untuk F-35.
MIT Technology Review melaporkan berdasarkan catatan Francine G. Fedrigo, Ricardo Gobato, Alekssander Gobato catatan di Perpustakaan Universitas Cornell, kipas pengangkat F-35B memiliki akar konseptual dalam piring terbang.
Antara 1954 dan 1961, Angkatan Udara AS menghabiskan US$10 juta untuk mengembangkan piring terbang yang dikenal sebagai Avrocar. The Avrocar pesawat berbentuk piring yang dirancang untuk lepas landas dan mendarat dengan gaya helicopter. Tetapi proyek itu gagal total.
Amerika pernah mencoba membuat sebuah piring terbang. Tetapi meski sudah bisa membuat satu prototip, pesawat ini tidak pernah dimasukkan dalam layanan militer.
Rahasia tentang rencana Amerika untuk membuat Avro Canada VZ – 9AV Avrocar, piring terbang tersebut terkuak setelah dokumennya dibuka. Prototip mesin aneh itu juga dipamerkan di National US Air Force Museum di Wright – Patterson Air Force Base , Ohio, dan di US Army Transportation Museum di Fort Eustis , Virginia .
Avro Canada VZ – 9AV Avrocar adalah piring terbang dengan tinggi 5 kaki dan diameter 18. Dibuat pada sekitar tahun 1950an ketika Kanada sedang mempelajari cara untuk mengembangkan bomber supersonik yang mampu take off dan landing secara vertikal.
Meski dilaksanakan di Kanada, proyek ini sepenuhnya dikendalikan oleh Washington. Konsep desain prototipe menampilkan knalpot dari mesin turbojet untuk menggerakkan rotor melingkar untuk menciptakan bantalan udara di bawah pesawat.
Angkatan Udara kala itu tertarik dengan konsep ini karena dengan kemampuan vertical dan kecepatan supersonic maka bisa b melayang di bawah radar musuh dan kemudian meluncur dengan cepat menyerang target.
Apalagi Amerika juga membutuhkan pesawat di segala medan, daya jangkau panjang dan kemampuan pengintaian dan kadang bekerja seperti helikopter. Desain melingkar diyakini memenuhi persyaratan berbagai kebutuhan tersebut.
Tetapi apa yang terjadi kemudian? Pengujian menunjukkan bantal udara di bawah Avrocar akan menjadi tidak stabil saat pesawat melewati sekitar tiga meter dari tanah . Dengan demikian untuk mencapai kecepatan supersonik pun menjadi sulit dilakukan apalagi kemampuan siluman.
Meskipun pesawat tidak memenuhi harapan Angkatan Udara , pengujian dilanjutkan untuk menguji apakah model yang cocok dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Angkatan Darat.
Prototipe pertama dikirim ke Ames Research Center National Aeronautics and Space Administration di Moffett Field, California. Tetap saja masalah aerodinamis yang tidak stabil jadi persoalan. Berbagai upaya dilakukan tetap tidak mencapai hal tersebut.
Dilanjutkan dengan tes penerbangan. Lagi-lagi ketika di atas ketinggian tiga meter, piring terbang ini tidak stabil dan berputar-putar tak terkendali. Waktu itu belum ada komputer yang mampu mengkontrol mesin secara bersamaan. Dua pilot yang mengontrol mesin yang berbeda pun tak bisa menyelesaikan masalah.
Masalah makin besar ketika pada bulan Desember 196, pemimpin proyek menyatakan jangankan mencapai kecepatan sueprsonik, untuk mencapai kecepatan 35 mph saja sulit. Lengkap sudah. Maka proyek ini pun dihentikan secara permanen. Ya gimana, maunya kecepatan supersonik bahkan tidak bisa lebih cepat dari mobil.
Apakah penelitian itu sia-sia? Tidak. Bahkan dari penelitian ini akhirnya bisa diterapkan pada pesawat masa kini seperti AV – 8B Harrier , helikopter V – 22 Osprey bahkan F – 22 Raptor dan F – 35B yang menggabungkan short take off vertikal landing (STOVL) dan kemampuan siluman. Itulah kenapa proyek ini dijadikan rahasia bertahun-tahun. Karena memang konsepnya dinilai sebagai konsep masa depan.
