Menteri Pertahanan James Mattis menilai keputusan Moskow untuk menempatkan sistem rudal mereka di dekat negara-negara Baltik menjelang latihan militer Rusia-Belarusia yang akan berlangsung. Pejabat tersebut menyarankan agar Amerika dapat menjawab langkah Moskow itu dengan mengirim rudal mereka ke wilayah tersebut.
Selama perjalanan pertamanya ke Baltik, Mattis bertemu dengan Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite untuk membahas peran NATO yang semakin meningkat di wilayah tersebut dalam menghadapi apa yang oleh anggota aliansi anggap sebagai agresi militer Rusia.
Dalam sebuah konferensi pers pada Rabu 10 Mei 2017, Mattis ditanya tentang penumpukan rudal Rusia di perbatasan balistik. “Setiap penumpukan seperti itu hanya akan mengakibatkan mendestabilisasi,” kata Mattis sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sementara pejabatAmerika yang dikutip oleh Associated Press dan Reuters mengatakan bahwa Amerika berencana menginstal sistem pertahanan rudal Patriot untuk menjawab pergerakan Moskow. Namun Mattis menolak berkomentar secara langsung tentang hal itu.
Mattis mengatakan bahwa Amerika “hanya akan menggunakan sistem pertahanan untuk memastikan bahwa kedaulatan dihormati. Sistem spesifik yang kami bawa adalah yang kami anggap perlu,” katanya.
“Kami membutuhkan semua sarana pertahanan dan pencegahan yang diperlukan, dan itulah yang akan kami putuskan bersama,” kata Grybauskaite, menurut Reuters.
Di tengah benturan kepentingan politik dan militer antara NATO dan Rusia, Washington tahun lalu menyerukan pembentukan empat kelompok pertempuran multinasional besar di dekat perbatasan negara-negara Baltik (Estonia, Latvia dan Lithuania) dan Polandia.
Negara-negara ini dan sekutu Barat lainnya telah menyatakan keprihatinannya atas ekspansi militer dan politik Moskow di Eropa, terutama setelah aneksasi Crimea pada tahun 2014 dari Ukraina.
Rusia mengklaim bahwa NATO-lah yang telah mengancam perdamaian di wilayah tersebut. Moskow menanggapi penyebaran kekuatan NATO, mencakup ribuan tentara lokal dan asing yang disertai persenjataan berat, dengan memperkuat pertahanan perbatasannya serta mengirim rudal nuklir Iskandae ke perbatasan Baltik.
Baik NATO maupun Rusia juga mengadakan latihan militer secara paralel yang semakin meningkatkan ketegangan.
Baca juga: