Angkatan Udara Diraja Malaysia (TUDM) membantah laporan yang menyebutkan Jepang akan menyerahkan pesawat patroli maritim P-3C Orion kepada Malaysia secara cuma-Cuma.
Panglima TUDM Jenderal Datuk Seri Affendi Buang mengatakan laporan sejumlah media tersebut tidak benar.
“Ini mungkin hanya khabar angin kita tidak menerima tawaran apa-apa atau keputusan secara rasmi soal ini,” katanya sebagaimana dikutip Kantor Berita Bernama Selasa 9 Mei 2017.
Sebelumnya dilaporkan Jepang akan menyumbangkan pesawat patroli maritim P-3C Orion mereka yang telah pensiunan ke Malaysia. Pesawat ini diharapkan akan membantu negara Asia Tenggara tersebut mengawasi Laut China Selatan di tengah ekspansi maritim China.
Parlemen Jepang saat ini sedang mempertimbangkan revisi undang-undang Kementerian Pertahanan yang akan memungkinkan peralatan diberikan kepada negara lain tanpa biaya apapun alias gratis. Saat ini, beberapa bentuk kompensasi diwajibkan secara hukum untuk aset nasional manapun.
Malaysia kemungkinan akan menjadi penerima pertama setelah perubahan itu dilakukan dengan menerima pesawat patroli P-3C yang sebelumnya digunakan oleh Maritime Self-Defense Force.
P-3C, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin di Amerika dilengkapi dengan radar dan kemampuan lainnya yang memungkinkan mereka mendeteksi dan memantau kapal permukaan dan kapal selam yang mencurigakan.
Kawasaki Heavy Industries memproduksi pesawat terbang di bawah perjanjian lisensi untuk sementara waktu, meskipun produksi itu telah berakhir. Angkatan Bela Diri Maritim memiliki 60 lebih pesawat yang masih beroperasi, dan berencana untuk mempensiun mereka yang telah mencapai 15.000 jam terbang.
Sebagaimana dilaporkan Nikkei Kamis 4 Mei 2017 Malaysia mendekati Jepang untuk bisa mendapatkan P-3C. Menurut seorang pejabat di Departemen Perminyakan, Teknologi dan Logistik Kementerian Pertahanan Jepang akan menyerahkan pesawat pensiunan tersebut setelah direnovasi untuk menghapus teknologi seperti radar berkinerja tinggi yang digunakan untuk mendeteksi kapal selam karena masih bersifat rahasia.
Tokyo bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan Kuala Lumpur mengenai transfer peralatan dan teknologi pertahanan dalam waktu singkat. Kesepakatan tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut Jepang mengenai transfer, yang bertujuan untuk menjamin transparansi, keamanan dan kepatuhan terhadap hukum internasional.
Jepang juga akan melakukan peninjauan ulang terhadap rencana tersebut untuk memastikan bahwa baik perangkat pertahanan maupun teknologi yang diberikan tidak akan jatuh ke tangan China, dan berencana untuk mendapatkan izin transfer dari Amerika karena asal-usul pesawat ini dari negara tersebut.