USS Carl Vinson di Korea dan Bayangan Operasi Enduring Freedom
USS Carl Vinson

USS Carl Vinson di Korea dan Bayangan Operasi Enduring Freedom

Kapal Induk USS Carl Vinson dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan banyak pihak. Kapal Induk Kelas Nimitz milik Amerika Serikat ini terus berkeliaran di Semenanjung Korea di tengah ketegangan yang belum juga mereda di wilayah tersebut.

Amerika belum menarik ancaman untuk menggunakan kekuatan militer ke Pyongyang, meski Presiden Trump sudah membuka kemungkinan dialog dengan Kim Jong un.

Korea Utara beberapa kali geram dengan keberadan USS Carl Vinson yang didampingi sejumlah kapal lain termasuk dua destroyer, satu penjelajah dan kapal selam.

Keberadaan Vinson di tengah ketegangan di Semenanjung Korea mengingatkan apa yang terjadi ketika Amerika menggelar Operasi Enduring Freedom di Afghanistan. Kala itu Vinson menjadi kapal pertama yang menyalakkan senjata yang menjadi pembuka perang terpanjang dalam sejarah Amerika tersebut.

Apakah kemudian VInson juga akan diberi tugas menggedor Korea Utara dengan tembakan pertamanya? masih menjadi tanda tanya.

Yang jelas Vinson memang merupakan kapal induk yang memiliki banyak catatan sejarah penting.

Dalam tiga dekade sejak diluncurkan pada tahun 1980an, kapal telah mendapat julukan “kapal induk favorit di Amerika.” Ini telah membantu sejumlah operasi militer dan kemanusiaan utama di seluruh dunia.

Carl Vinson adalah yang kapal induk bertenaga nuklir ketiga dari kelas Nimitz. Ditugaskan pada tahun 1982 dan berbasis di NAS Alameda dekat San Francisco. Kapan induk ini telah memiliki banyak kisah. Dari kapal induk ini jasad pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dibuang ke laut setelah tewas dalam penggerebekan di Pakistan.

Pertama kali ditugaskan pada tanggal 13 Maret 1982. Setelah beberapa percobaan laut, kapal lepas landas dari Norfolk, Va., Pada tahun 1983, untuk menjelajah dunia delapan bulan, dengan awak hampir 6.000 pelaut.

Dalam dekade sejak pelayaran perdananya, kapal terus tur dunia untuk mendukung kampanye militer utama. Pada 1990-an, meluncurkan serangan udara dalam mendukung Operasi Desert Fox dan Operasi Southern Watch di Irak. Setelah serangan 11 September, USS Carl Vinson pindah ke Laut Arab Utara, untuk meluncurkan serangan pertama Operasi Enduring Freedom. Pada bulan Januari 2010, kapal induk dikirim ke Port-au-Prince, Haiti, untuk membantu operasi bantuan bencana setelah gempa dahsyat. Kapal juga mendapat julukan “Gold Eagle”

Kelompok Tempur USS Carl Vinson
Kelompok Tempur USS Carl Vinson

Vinson sering digunakan ke Samudera Hindia. Memiliki berat 101.300 ton dengan dua reaktor nuklir dan empat turbin dengan kecepatan 30 knot. Kapal ini hanya mengisi bahan bakar nuklirnya setiap 25 tahun. Sebanyak tujuh wing skuadron dan 1 skuadron helikopter berada di kapal induk tersebut.

Nama Carl Vinson sendiri diambil dari nama salah satu anggota Kongres Amerika Serikat yang menjadi anggota kongres sejak pada 1789. Selama lima puluh tahun dia menjadi anggota kongres dan rekor itu tidak pernah terkalahkan.

Vinson juga berjasa dalam pembangunan angkatan laut Amerika dengan memberikan kewenangan untuk pembangunan 92 kapal perang besar, Angkatan Laut.

Dari Capitol Hill, ia juga dipandu pembentukan akademi udara dan peluncuran kapal selam bertenaga nuklir pertama Angkatan Laut. Vinson menjadi kekuatan yang kuat dalam pertumbuhan pasukan darat, laut dan udara Amerika.

Gambaran kelompok tempur kapal induk adalah sebagai berikut

grup kapal induk