Petarung udara Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Inggris akan segera menerima senjata baru yang ampuh yakni rudal udara ke udara jarak jauh Meteor. Rudal pelacak radar dengan tenaga ramjet ini menjadi salah satu pencegat paling mampu yang ada di gudang NATO.
“Skuadron kami akan menjadi skuadron pertama yang mengintegrasikan Meteor,” kata Komandan Wing Chris Hoyle, perwira komandan Skuadron RAF 1 (Fighter) kepada Dave Majumdar dari National Interest di sela-sela latihan Atlantic Trident 17 di Pangkalan Bersama Langley Eustis di Virginia Amerika pekan lalu.
“Meteor akan mencapai IOC [kemampuan operasional awal] saya yakini pada akhir 20178. Kami memulai pekerjaan untuk pengembangan taktis pekerjaannya di awal tahun 2018. Kita akan menyiapkan semua perangkat lunak, kita akan mulai mengembangkan taktik yang akan kita rilis pada akhir tahun ini.”
Penambahan Meteor akan secara besar-besaran meningkatkan kemampuan pertempuran udara udara Typhoon. Dikombinasikan dengan kinerja tinggi, ketinggian dan kecepatan Typhoon, Meteor menawarkan jangkauan yang luar biasa. Ditambah dengan panduan radar yang lebih baik akan menjadikan tandem keduanya menjadi bahaya yang tidak bisa dianggap enteng oleh siapapun.
Kunci dari kemampuan rentang Meteor adalah propulsi ramjetnya. “Ini metode propulsi yang lebih efisien,” kata Hoyle.
“Ini adalah rudal yang sedikit lebih lambat daripada roket murni yang hanya akan mengalami masa bakar tertentu, mempercepatnya dengan sangat cepat. Rudal ini sangat cerdas, bisa menggunakan semua energinya dengan cara yang paling efisien berdasarkan rentang yang Anda minta, jadi ini adalah senjata yang fantastis. ”
Apalagi dengan propulsi ramjetnya, hampir tidak mungkin bagi jet tempur musuh sembunyi dari rudal karena areanya yang sangat luas. “Ini sangat besar,” kata Hoyle. “Hampir no-escape ranges di area jangkauan AMRAAM. Maksudku itu sangat besar. ”
Untuk sepenuhnya memanfaatkan kemampuan Meteor, Angkatan Udara Inggris berharap bisa memasang radar active electronically scaned array (AESA) CAPTOR-E pada tahun 2021.
Tetapi pesawat akan memiliki kemampuan penuh untuk menggunakan Meteor meski menggunakan radar mekanis yang digunakan saat ini . Hanya saja diakui tidak akan bisa menggunakan semua fitur senjata baru tersebut.
“Ada beberapa hal yang bisa Anda buka saat Anda memiliki AESA, tapi senjata ini tetap bisa dilepas dengan radar yang dipindai secara mekanis,” kata Hoyle. “Ini mungkin radar terbaik di dunia yang dipindai secara mekanis, jadi ini adalah radar yang sangat bagus.”
Typhoon – meskipun awalnya dioptimalkan untuk peran superioritas udara kelas atas, jet juga dikembangkan sebagai jet tempur multirole yang mampu melakukan serangan udara ke darat.
Seperti yang Hoyle jelaskan, Typhoon datang ke Angkatan Udara Inggris pada awalnya sebagai pengganti Panavia Tornado F.3, yang merupakan pencegat khusus yang dirancang untuk mempertahankan kepulauan Inggris. Namun jet tempur baru ternyata memiliki kemampuan kuat dalam serangan darat. Kemampuan yang diperlukan untuk mengganti pembom Tornado GR.4.
Typhoon Inggris awalnya menerima kemampuan serangan untuk operasi NATO menggulingkan pemimpin Libya Muammar Gaddafi pada tahun 2011. Pada saat itu, pesawat hanya bisa menjatuhkan bom GBU-16 Paveway II seberat 1.000 kilogram dipandu laser dengan Tornado GR.4 yang memberikan penunjukan target menggunakan pod Litening III mereka.
Namun sejak itu kemampuan serangan Typhoon telah berkembang pesat. Saat ini Typhoon Inggris telah mengintegrasikan Paveway IV seberat 500 lb yang dapat dipandu menggunakan panduan inersial, GPS atau laser atau kombinasi ketiganya.
Tapi RAF tidak akan berhenti di situ, Inggris berharap bisa menambahkan rudal jelajah jarak tempuh 300+ mil laut ke jet ini. “Dalam 18 bulan ke depan, kita akan mengintegrasikan Storm Shadow, yang merupakan rudal jelajah Inggris,” kata Hoyle. “Ini adalah rudal jelajah jarak jauh, ini adalah senjata yang sangat mumpuni.”
Inggris juga bekerja mengintegrasikan rudal udara ke darat Brimstone, yang menggabungkan panduan radar gelombang milimeter dan sistem panduan laser baru untuk Typhoon pada 2018. “Senjata ini akan memberi kita hal yang sangat dinamis , Sangat akurat, kerusakan kolateral yang rendah untuk digunakan di lingkungan perkotaan, “kata Hoyle.
Kesimpulannya Typhoon Inggris akan tetap menjadi senjata ampuh selama beberapa dekade yang akan datang.