Laporan terakhir dari Human Rights Watch yang berbasis di New York tentang serangan senjata kimia yagn terjadi di Suriah pada 4 April 2017 lalu menemukan dua sisa dari senjata kimia yang digunakan.
Dua bagian tersebut adalah fragmen logam tipis bengkok dengan cat hijau dan benda logam melingkar yang lebih kecil. Warna hijau, menurut laporan tersebut banyak digunakan pada senjata produksi pabrik untuk menandakan bahwa mereka adalah senjata kimia.
Sementara benda bundar yang ditemukan disebut serupa dengan tutup lubang pengisian dari bom KhAB-250 (juga disebut sebagai HAB-250) yang dibangun oleh Uni Soviet. KhAB-250 dikatakan sebagai satu dari dua bom buatan Soviet yang dirancang khusus untuk menyebarkan sarin dari pesawat perang. Sementara satu senjata lain adalah versi yang lebih besar KhAB-500

Sisa-sisa ini, dikombinasikan dengan pengamatan saksi, gejala korban, dan identifikasi sarin sebagai bahan kimia yang digunakan dalam serangan oleh pemerintah Prancis dan Turki dan Organisasi Larangan Senjata Kimia menunjukkan bahwa pesawat tempur Suriah menjatuhkan bom sono buatan pabrik.
Dalam laporan yang dirilis di laman resmi lembaga tersebut pada 1 Mei 2017 juga menyebutkan adanya bukti sangat kuat yang menunjukkan bahwa pada tanggal 4 April 2017, sebuah pesawat Suriah menyerang Khan Sheikhoun, sebuah kota di barat laut gubernur Idlib, dengan agen saraf, menewaskan sedikitnya 92 orang, 30 di antaranya adalah anak-anak.
Korban tewas kemungkinan membuat serangan kimia paling mematikan ini sejak sebuah serangan yang menewaskan ratusan orang di Ghouta, dekat Damaskus, pada Agustus 2013.