Sebuah serangan bom bunuh diri menghantam konvoi pasukan NATO di dekat kedutaan Amerika Serikat Rabu 3 Mei 2017. Sebanyak delapan tentara Amerika tewas dan ISIS Afghanistan dengan segera menyatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Bom meledak dan menghantam konvoi koalisi NATO pada jam sibuk pada pagi hari di salah satu daerah tersibuk di Kabul.
Reuters melaporkan delapan tentara Amerika tewas dan setidaknya 22 orang juga terluka akibat serangan itu. Sebelumnya laporan menyebutkan delapan yang meninggal adalah warga sipil.
ISIS melalui sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita Amaq pada hari Rabu, mengatakan bahwa seorang pembom bunuh diri mereka meledakkan sebuah mobil saat konvoi tersebut melewati sebuah daerah di dekat kedutaan AS, menewaskan delapan tentara Amerika.
Afghanistan telah mengalami ketidakstabilan politik, sosial dan keamanan yang signifikan selama beberapa dekade setelah Amerika Serikat melancarkan perang di wilayah tersebut. Selain Taliban, dan Al Qaeda, ISIS juga telah berkembang di wilayah itu.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melancarkan operasi militer di Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan teror 9/11. Misi di Afghanistan berakhir pada 28 Desember 2014. Pada tanggal 1 Januari 2015, NATO mengumumkan misi barunya di negara tersebut, yang disebut Resolute Support, untuk melatih dan membantu pasukan keamanan Afghanistan.
Tetapi dalam beberapa waktu terakhir Taliban kembali bangkit dan merebut sejumlah wilayah penting.
Update: Informasi terakhir Reuters melaporkan delapan orang yang meninggal adalah warga sipil.