
Di luar Yaman, UEA telah membangun sebuah kehadiran militer di Eritrea. Menurut Stratfor, sebuah perusahaan intelijen swasta berbasis Amerika Serikat, militer UEA menggunakan pelabuhan Assab untuk basis kekuatan mereka.
Gambar satelit menunjukkan konstruksi baru di lapangan terbang yang terhubung dengan perusahaan ke Emirat, serta pembangunan pelabuhan dan penempatan tank dan pesawat terbang, termasuk jet tempur, helikopter dan pesawat tak berawak.
“Dari data yang ada menunjukkan bahwa militer UEA berada di Eritrea lebih dari sekadar misi logistik jangka pendek yang mendukung operasi di Laut Merah,” kata Stratfor pada bulan Desember 2017.
Di selatan Eritrea, di wilayah Somaliland Somalia yang memisahkan diri dari Somalia, pihak berwenang sepakat pada bulan Februari untuk mengizinkan UEA membuka pangkalan angkatan laut di kota pelabuhan Berbera. Sebelumnya, operator pelabuhan internasional UAE DP World membuat kesepakatan untuk mengelola pelabuhan terbesar Somaliland di dekatnya.
Selanjutnya, UEA juga dicurigai melakukan serangan udara di Libya dan beroperasi di sebuah pangkalan udara kecil di negara Afrika Utara timur, dekat perbatasan Mesir.
Namun Somalia tetap menjadi fokus utama UEA. Emirat juga mengirim pasukan ke negara Tanduk Afrika untuk ambil bagian dalam misi penjaga perdamaian PBB pada 1990-an, sementara unit kontraterorisme elite pada tahun 2011 menyelamatkan sebuah kapal berbendera UEA dari perompak Somalia. Unit ini juga telah ditargetkan dalam serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh gerilyawan al-Shabab yang terkait al-Qaeda.
Perluasan militer UEA ke Somalia juga dimungkinkan, karena Trump baru-baru ini menyetujui sebuah militer yang diperluas, termasuk serangan udara yang lebih agresif terhadap al-Shabab di negara Afrika. UEA baru-baru ini memulai sebuah kampanye besar untuk mencari bantuan kemanusiaan di sana.
Baca juga: