
Di Yaman, pasukan UEA bergabung dalam koalisi pimpinan Arab Saudi melawan pemberontak Syiah yang menguasai ibukota negara Arab miskin itu, Sanaa. Wilayah di mana pasukan UEA dikerahkan termasuk Mukalla, ibu kota provinsi Hadramawt, dan kota pelabuhan Aden, di mana pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional berada.
Selain itu, menurut IHS Jane’s Defense Weekly UEA nampaknya sedang membangun landasan terbang di Perim atau Pulau Mayun, sebuah pulau vulkanik di wilayah Yaman yang berada di perairan antara Eritrea dan Djibouti di Selat Bab al-Mandeb yang strategis.
Selat itu, yang pada titik tersempit hanya seluas 16 kilometer itu, menghubungkan Laut Merah dan Terusan Suez dengan Teluk Aden dan akhirnya Samudra Hindia. Puluhan kapal komersial melewati rute ini setiap hari.
Kapal-kapal Emirat dan Arab Saudi beberapa kali diserang oleh pihak yang diduga adalah pemberontak Syiah Yaman yang dikenal sebagai Houthi. Pada bulan Oktober 2016, kapal Angkatan Laut Amerika juga mendapat serangan yang memicu pasukan Amerika untuk menembakkan rudal Tomahawk ke Yaman yang menjadi serangan terbuka pertama mereka ke Yaman.
Pasukan UEA dan organisasi bantuan juga menginjakkan kaki di Pulau Socotra, Yaman, yang berada di dekat mulut Teluk Aden, setelah sebuah topan mematikan menghantam wilayah itu. Ini juga merupakan chokepoint penting dan telah menjadi wilayah yang kerap menjadi daerah operasi perompak Somalia.
UAE telah menderita benyak korban dalam perang di Yaman. Hari paling mematikan terjadi pada serangan rudal September 2015 di sebuah pangkalan yang menewaskan lebih dari 50 tentara Emirat, serta setidaknya 10 tentara dari Arab Saudi dan lima dari Bahrain.
Emirat dilaporkan juga terlibat dalam serangan Yaman pada tanggal 29 Januari yang diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakibatkan satu personel Navy SEAL AS dan 30 orang Yaman meninggal.