Turki dan Rusia telah mencapai kesepakatan prinsip pembelian sistem rudal permukaan ke udara S-400 buatan Rusia ke sisi Turki. Kedua pihak kii sedang menegosiasikan harga dan masalah produksi gabungan.
“Kami melanjutkan negosiasi mengenai semua masalah yang terkait dengan S-400, termasuk produksi bersama dan harganya. Kami telah sepakat secara prinsip tapi saya tidak dapat mengatakan apapun mengenai masalah teknis,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sebagaimana dikutip surat kabar Turki, Milliyet Jumat 28 April 2017.
“Turki akan sistem rudal anti pesawat Rusia karena perlu memperkuat kemampuan pertahanan udaranya,” kata menteri tersebut.
Berbicara tentang pilihan untuk membeli sistem rudal pertahanan udara dari negara-negara NATO, Cavusoglu mengatakan bahwa “Turki sebenarnya ingin membelinya dari NATO tapi mereka [negara-negara aliansi] belum menunjukkan pergerakan ke arah ini.”
Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengatakan sebelumnya bahwa pembicaraan tentang S-400 telah mencapai tahap akhir. “Tetapi ini tidak berarti bahwa sebuah kesepakatan akan ditandatangani besok.”
Rencana Turki membeli S-400 muncul pada bulan November tahun lalu dan pada bulan Maret tahun ini, CEO Rostec Sergei Chemezov mengatakan bahwa Ankara telah menyatakan keinginannya untuk mendapatkan pinjaman dari Rusia untuk digunakan membeli persenjataan, termasuk kompleks rudal antipesawat jenis ini.
S-400 Triumf adalah sistem rudal anti-pesawat jarak jauh yang paling canggih dan mulai beroperasi di Rusia pada tahun 2007. Senjata ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik, termasuk rudal jarak menengah. S-400 dapat menyerang target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.