2 Tentara AS Tewas di Lokasi Jatuhnya MOAB

2 Tentara AS Tewas di Lokasi Jatuhnya MOAB

Dua anggota tentara AS tewas dalam sebuah operasi melawan petempur ISIS di timur Afghanistan pada Rabu 26 April 2017.

Pasukan AS di Afghanistan mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa korban anggota yang ketiga mengalami luka dalam aksi yang dilakukan bersama Pasukan Pertahanan dan Keamanan Afghanistan (ANDSF) melawan para petempur pemberontak.

Juru bicara militer AS di Afghanistan, Kapten William Salvin dilansir Reuters mengatakan kematian anggotanya terjadi di lembah yang sama di mana Amerika Serikat telah menjatuhkan sebuah bom besar di sebuah kompleks terowongan yang diduga kuat digunakan oleh pasukan ISIS.

Bom yang dijuluki “ibu dari semua bom,” atau mother of all the bomb (MOAB) GBU-43 Massive, dijatuhkan dari pesawat terbang Amerika MC-130 di distrik Achin, provinsi Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan.

Insiden tersebut terjadi beberapa hari setelah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengunjungi pasukan Afghanistan dan pasukan AS yang sedang berusaha melakukan perlawanan terhadap kelompok petempur di provinsi Nangarhar.

Dalam serangan tersebut, pasukan komando Afghanistan dan pasukan gabungan membunuh sekitar 40 petempur ISIS dalam sebuah operasi gabungan, kata Attahullah Khogyani, juru bicara gubernur Nangarhar.

Khogyani mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan terhadap tempat persembunyian kelompok ISIS di sebuah bagian di distrik Achin, sekitar 13 petempur ditangkap dalam keadaan hidup.

Seorang tentara AS lainnya tewas awal April lalu, saat melakukan operasi melawan kelompok ISIS di provinsi yang sama.

Cabang kelompok ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai kelompok petempur Sunni di provinsi Khorasan, dicurigai melakukan beberapa serangan terhadap kaum minoritas Syi’ah.

Pihak AS mengatakan bahwa laporan intelijen menunjukkan kelompok ISIS berada di negara bagian Nangarhar dan Kunar, tetangga propinsi itu.

Perkiraan kekuatan mereka di Afghanistan bervariasi. pihak AS mengatakan mereka yakin anggota gerakan tersebut hanya memiliki 700 orang petempur namun pihak Afghanistan memperkirakan mereka memiliki anggota sekitar 1.500 orang.