Site icon

Pengkhianatan Tolkachev dan Petaka Jet Tempur Rusia

Pada awal  dan pertengahan 1980-an, Adolf Tolkachev, yang adalah kepala laboratorium penelitian senjata Soviet yang berkhianat dengan memberikan spesifikasi rencana sistem radar pesawat kepada CIA.

“Hal yang menakjubkan adalah bahwa Tolkachov itu membawa kita tidak hanya melihat apa yang terjadi sekarang tapi apa yang akan terjadi 10 tahun dari sekarang,” kata David E. Hoffman yang berhasil melakukan lobi kepada Tolkachev sebagaimana dilaporkan Business Insider beberapa waktu lalu.  Hoffman adalah penulis buku The Billion Dollar Spy yang mengupas tentang kisah Adolf Tolkachev.

Tolkachev memperbolehkan perencana militer Amerika untuk mengintip kemampuan pesawat Soviet masa depan. Hal ini menjadikan Amerika akhirnya mampu membangun sistem untuk melawan pesawat Soviet.

Dan setelah itu fakta membuktikan pesawat Amerika telah mengungguli pesawat Soviet. Terlebih ketika kemudian Soviet runtuh dan Rusia terseok-seok dalam pengembangan teknologi perang akibat ambruknya ekonomi.

Selama Perang Teluk 1991, saat terjadi pertempuran udara di Irak, Angkatan Udara AS menembak jatuh setiap pesawat tempur taktis yang dibangun Soviet. Hoffman menulis, meskipun mereka diterbangkan oleh pilot dari salah satu negara dengan militer paling tangguh di Timur Tengah pada waktu itu pesawat buatan Soviet benar-benar tidak berkutik.

Pilot AS memiliki rekor sempurna ketika menghadapi melawan pesawat buatan Soviet milik Yugoslavia selama konflik Balkan tahun 1990-an. Demikian juga di medan perang lain.

“Rekor ini mencolok,” tulis Hoffman. “Untuk setiap enam pesawat musuh ditembak jatuh di Korea, Amerika Serikat hanya kehilangan satu. Di Vietnam, Amerika Serikat kehilangan satu pesawat untuk setiap dua pesawat musuh yang ditembak jatuh.

“Dengan demikian, rasio kill 6:1 di Korea, dan 2-1 di Vietnam, dan 48:0 di Irak dan Balkan.”

Sebagai hasil parsial spionase Tolkachev itu, “Amerika Serikat telah menikmati superioritas udara hampir total atas pesawat yang dibangun Soviet selama lebih dari dua dekade,” tulisnya.

Next: Bagaimana dengan Pesawat Baru Rusia?

T-50

Keunggulan teknis yang didapat dari spionase Tolkachev masih terus dibawa hingga saat ini. Dalam situasi di mana pesawat AS mungkin datang ke dalam konflik dengan pesawat yang dibangun Soviet pada 1980-an dan awal 90-an. Tapi itu juga bisa menjadi gambaran pada jet tempur yang dibangun setelah periode itu juga.

Rusia memang memiliki pesawat yang dibangun pada eranya. Seperti Su-34 dan Su-30. Tetapi keduanya juga dibangun dengan teknologi yang didasarkan pada era Soviet.

Misalnya, Su-34 Fullback  yang empat di antaranya saat ini di Suriah, pertama terbang pada tahun 1990, meskipun pesawat resmi masuk layanan baru 2014. Selain itu Rusia juga memiliki Su-30 Flanker di Suriah.

Kedua pesawat adalah keturunan dari Su-27, spesifikasi radar yang sepenuhnya diketahui oleh perencana militer AS, berkat Tolkachev.

Hoffman berspekulasi bahwa beberapa informasi Tolkachev ini masih relevan dengan keamanan nasional AS.

“Saya masih berpikir ada bagian besar dari apa yang disampaikan Tolkachev masih digunakan dan masih diklasifikasikan,” kata Hoffman. “Meskipun hal ini berusia tiga dekade, itu sangat mungkin bahwa beberapa hal yang masih dianggap sebagai data intelijen cukup berharga.”

Informasi Tolkachev yang membantu AS mendominasi langit dalam operasi sebelumnya melawan jet tempur buatan Soviet. Dan ini kemungkinan masih akan terjadi di Suriah. Dengan melihat situasi ini Hoffman menilai pesawat Rusia di Suriah akan memilih menghindari pertengkaran dengan pesawat Amerika. Pengkhianatan Tolkachev masih menjadi hantu yang terus membayangi Rusia.

Exit mobile version