
Nama-nama di udara juga kesannya dibikin seenaknya. Helikopter serang Mi-24 diberi julukan Crocodile atau buaya hingga ‘Drinking Glass’ (Stakan) atau peminum kaca. Ada yang sedikit lebih serius helikopter ini dijuluki ‘Tank Terbang (Letayushchiy Tank). Adapun helikopter serang Ka-50 beruntung karena mendapat julukan ‘Black Shark’ yang memang sesuai dengan tingkah lakunya yang liar seperti hiu.

Di jajaran pesawat serangan nama-nama lucu juga diberikan seperti pesawat latih MiG-15 yang mendapat panggilan sayang sebagai ‘Babushka’ (Nenek). Su-27 yang dikenal dengan Flanker oleh NATO di Rusia justru disebut sebagai ‘Crane (Zhuravlik). Sedangkan Su-25 disebut’ Rook ‘(Grach). NATO, yang memiliki aturan sendiri untuk penamaan persenjataan Soviet dan Rusia, memiliki kreativitas sendiri dalam memberi nama dengan menyebut MiG-15 yang Fagot, MiG-21 Fishbe, Ka-25 Hormon, dan Su-25 yang Frogfoot. Dikabarkan para pekerja di Biro Desain Sukhoi justru sempat marah ketika ”Rook” disebut sebagi Frogfoot yang pemalas.

Jajaran pembunuh maut lain juga masih banyak yang mendapat nama imut-imut. Senjata otomatis 9A-4071 mendapat julukan sebagai ‘Little Ballerina’ (Balerinka).
Di kelompok pasukan rudal, beberapa desainer sepertinya lebih serius untuk membuat nama yang lebih keren meski juga tetap terlihat aneh. ICBM RT-23 ‘Good Sport’ (Molodets), ‘Courier’ RSS-40 (Kuryer).

Tetapi untuk MS-24 yang memiliki hulu ledak kimia justru mendapat julukan ‘Tenderness’ (Laska) yang berarti kelembutan. Tradisi penamaan yang kurang serius bahkan menyentuh pada senjata nuklir yang sangat mematikan dan menghancurkan. Pada awal 1950-an, rudal pembawa hulu ledak nuklir Soviet mendapat nama cantik seperti ‘Maria’ (RDS-3, 30 kiloton), ‘Tatyana’ (RDS-4, 30 kiloton), dan ‘Natasha’ (8U49, 350 kiloton).
Di satu sisi, nama-nama itu terkesan sekenanya. Tetapi di sisi lain juga sangat cerdas. Meski awalnya diejek tetapi kemudian orang akan mengakui bahwa senjata-senjata itu merupakan deretan senjata paling mematikan yang pernah ada.
Sumber: Ria Novosti