Site icon

Head to Head Jet Tempur China vs Amerika

China telah membangun kekuatan udara mereka dengan cepat dan dengan berbagai cara. Tak peduli dituduh menjiplak atau mencuri, China telah berhasil menempatkan dirinya sebagai Negara dengan kekuatan udara yang harus disegani oleh siapapun.

Selain menggunakan jet-jet tempur yang dibangun Rusia, China juga memproduksi pesawat di dalam negeri. Bahkan Negara ini telah melampaui Rusia dalam membangun jet tempur generasi kelima.

Beijing telah memasukkan jet tempur siluman J-20 ke layanan, dan terus mengembangkan J-31, sementara Rusia masih terus menguji prototype T-50.

China memiliki hubungan yang akhir-akhir ini terus tegang dengan Amerika. Suka atau tidak suka, Amerika memiliki kekuatan udara yang masih sulit untuk dilawan oleh siapapun. Amerika memiliki sayap udara yang sangat lengkap dan juga jet-jet tempur berkemampuan tinggi.

Bagaimana perbandingan jet tempur Amerika dan China? Mari kita lihat head to head-nya

 

NEXT: J-15 Vs F/A-18 

J-15 Vs F/A-18 

China kerap mengatakan Shenyang J – 15 Flying Shark akan mampu menandingi kehebatan F/A-18 Hornet / Super Hornet. Tetapi hal itu dinilai Sina Military Network hal itu jauh dari kenyataan.

Dari ujicoba terakhir menunjukkan pesawat China masih memiliki banyak kelemahan untuk bisa disandingkan dengan F/A-18 yang menjadi tulang punggung kekuatan udara Amerika tersebut.

F/A-18 Hornet

Memang, uji coba J-15 untuk lepas landas dan mendarat dengan beban penuh di kapal induk bisa berjalan sukses. Tetapi di balik itu banyak hal yang dikritik. Salah satunya tes baru-baru ini dengan senjata berat telah membatasi jangkauan serangan J – 15 hingga jarak 120 kilometer dari operator. Sebelumnya dikatakan J-15 mampu membawa senjata seberat 12 ton.

Tetapi ketika pesawat penuh dengan bahan bakar, dia tidak dapat membawa lebih dari 2 ton rudal dan amunisi. Artinya hanya dua YJ – 83K rudal anti – kapal dan dua PL – 8 rudal udara ke udara yang bisa dia angkut.

NEXT: Su-30 Vs F-15C

Su-30 Vs F-15C

Dengan berat 37 ton Su-30 setara dengan F-15 Amerika dan merupakan versi perbaikan dari Su-27. Su-30 yang juga digunakan China dapat membawa lebih dari delapan ton bom dan mencapai target lebih dari 1.500 kilometer jauhnya. Su-27 mulai beroperasi pada tahun 1980-an.

Pada tahun 2004 di , Latihan Cope India terjadi simulasi pertempuran antara Su-30 Angkatan Udara India melawan F-15C Angkatan Udara AS dengan hasil yang masih diperdebatkan. Kala itu Su-30 berhasil  membuat Eagle tidak berdaya. Ada pendapat Amerika sengaja melakukan itu untuk dijadikan dasar meminta tambahan F-22 Raptor lebih banyak lagi. Tetapi ada juga yang mengatakan alasan itu hanya untuk menutupi malu setelah India mencapai kemenangan dengan rasio membunuh 9: 1.

Tetapi lepas mana yang benar fakta di atas kertas, Sukhoi Su-27 Flanker (induk dari Su-30) telah menjadi salah satu yang terbaik pesawat tempur Rusia. Su-27 milik kelas yang sama dari F-14 dan F-15, tetapi tidak seperti jet tempur Amerika pesawat ini bisa terbang pada sudut serangan 30 derajat dan juga dapat melakukan “Pugachev Cobra”.

Dalam Cobra, pesawat tiba-tiba meletakkan hidung ke posisi veritical sebelum menjatuhkannya kembali ke penerbangan normal, menjaga kurang lebih ketinggian sama dalam seluruh manuver. Su-27 dan “Cobra” telah menjadi sorotan utama dalam soal pesawat mulai akhir 1980 hingga pertengahan 1990-an. Tapi, sejak saat itu, manuver Flanker telah makin ditingkatkan.

Jet tempur multirole Su-30MK adalah varian Flanker dilengkapi dengan baik sayap depan canard dan nozel thrust-vectoring yang telah meningkatkan kelincahannya. Pertanyaannya bagaimana manuver seperti ini digunakan dalam pertempuran?

Majalah Aviation Week and Space Technology pernah menerbitkan tulisan “Su-30MK Beats F-15C ‘Every Time ” yang diterbitkan pada tahun 2002. Dalam tulisan itu dilaporkan bahwa Su-30  menggunakan manuver untuk mengalahkan F-15 dalam beberapa keterlibatan yang dilakukan di kompleks 360-deg. kubah simulasi di fasilitas St. Louis Boeing.

Menurut artikel itu seorang perwira USAF anonim menjelaskan bahwa dalam kasus rudal BVR (seperti AA-12 Adder) Flanker bisa berubah menjadi takik kekacauan radar F-15, di mana Eagle Doppler tidak efektif.

Manuver ini bisa dicapai membuat turun, kan sudut putar untuk mendekati F-15 sekaligus mengurangi kecepatan Su-30 mendekati nol. Sebuah taktik tempur udara yang sangat tua dan  petugas USAF mengatakan bahwa Sukhoi bisa bekerja efektif manuver ini berkat kemampuannya untuk mengurangi kecepatan secara radikal dan kemudian dengan cepat kembali itu.

Jika pilot Flanker melakukan manuver dengan benar, Su-30 terlihat radar F-15 sampai Eagle adalah jangkauan rudal AA-11 Archer IR, karena radar Doppler F-15 yang mengandalkan gerakan target.

Selain itu Su-30 bisa membawa jarak pendek IR rudal AA-11 Archer yang di tahun 90-an adalah rudal AAM jarak pendek terbaik di dunia karena bisa dikaitkan dengan sistem helm pengendalian tembakan pilot dan mampu untuk ditembakkan pada target sampai 45 derajat dari sumbu pesawat.

Dikembangkan menjelang akhir Perang Dingin, Su-30 adalah salah satu jet tempur terbaik yang pernah dihasilkan Rusia. Pemerintah membantu menjaga Sukhoi hidup selama 1990-an dan bahkan disediakan uang untuk pengembangan sebuah versi perbaikan dari Su-30.

NEXT: J-20 Vs F-22

J-20

J-20 Vs F-22

China kemungkinan akan menjadi satu-satunya pesaing ketat Amerika selama 50 tahun ke depan dalam hal pembangunan kekuatan udara.

Seperti semua perang konvensional modern, kekuatan udara dan superioritas udara akan memainkan peran kunci. Untuk Amerika Serikat, pesawat siluman F-22 Raptor akan menjadi senjata utama Amerika untuk memastikan dominasi di langit sampai nanti muncul penggantinya yang datang dari program FX yang tengah disusun Angkatan Udara AS.

Analog China yang paling langsung dari Raptor adalah Chengdu J-20. Bagaimana jika kedua pesawat ini kemudian bertemu dan pertempur di udara?

Tidak banyak yang diketahui dari jet tempur China ini kecuali yang tampak secara kasat mata. Tetapi banyak analisa pesawat ini dirancangkhusus untuk menyerang kekuatan Amerika yang ditemptakan di Pasifik Bcara sebagai bagian dari anti-akses / daerah strategi anti-access/area denial (A2/AD).

Jet tempur ini kemungkinan akan dioptimalkan untuk memukul aset dukungan seperti kapal tanker, AWACS, JSTARS atau bahkan membawa rudal jelajah jarak jauh untuk menyerang pangkalan militer AS dan kapal induk yang tersebar di wilayah tersebut.

F-22 Raptor/USAF

Secara strukur tubuh pesawat ini akan memiliki kemampuan siluman dengan sejumlah desain identik dengan F-22 dan F-35. Sudah kerap diberitakan China dituduh mencuri sejumlah data dari pesawat Amerika yang kemungkinan dijadikan dasar pembangunan pesawat mereka.

Ada beberapa indikasi bahwa J-20 adalah pesawat yang spesialis serangan darat tetapi juga memiliki kemampuan tinggi dalam pertempuran udara ke udara. Seperti F-35, prototip terbaru dari J-20 muncul dengan sistem penargetan elektro-optik yang dipasang di bawah hidung. Sensor yang dibuat oleh A-Star Science and Technology’s EOTS-89 electro-optical targeting system (EOTS).   Sebuah dedicated pesawat tempur superioritas udara tidak perlu semacam sensor.

Bukti paling menarik yang menunjukkan J-20 dioptimalkan untuk peran serang adalah kenyataan bahwa badan pesawat sangat besar namun memiliki sayap yang relatif kecil dan sepertinya memiliki teluk senjata besar. Konfigurasi seperti ini tidak cocok untuk mengambil peran superiotias udara.

China juga mendapatkan maslah dalam hal mesin  yang belum tangguh. China belum mampu membuat mesin yang kuat. Tapi pesawat yang difokuskan untuk serangan darat memang tidak perlu memiliki mesin dengan daya dorong yang spektakuler hinggamesin Saturn AL-31F buatan Rusia mungkin sudah memadai.

Ada juga argumen kuat bahwa pesawat tempur jarak pendek taktis seperti F-22 dan F-35 tidak akan cocok untuk operasi di area Pasifik Barat yang luas dan minim pangkalan. Kendala geografis ini juga menjadi kendala bagi China. Itu berarti bahwa jet seperti F-22 dan F-35 memerlukan tanker untuk mendukung mereka yang terbang pada jarak yang sangat jauh.

Cara yang paling logis untuk China mengatasi kekuatan udara Amerika dan sekutu adalah tidak menghadapi kekuatan ini secara head to head tetapi menghilangkan kekuatan Amerika untuk perang. Hal itu berarti mereka harus menjadikan pangkalan militer, kapal tanker, sistem komunikasi sebagai sassaran utama Jadi dalam arti itu, J-20 bisa menjadi sarana China untuk membangun superioritas udara jika dilihat dari kacamat tersebut. Artinya J-20 bisa unggul atas F-22 tetapi tidak dengan berhadapan satu lawan satu. Tetapi jika bertemu di udara, maka F-22 akan bisa mengendalikan permainan dan memukul jatuh J-20.

NEXT: J-31 Vs F-35

J-31 Vs F-35

Secara desain kedua pesawat ini cukup mirip meski ada perbedaan nyata bahwa J-31 merupakan pesawat dua mesin sedang F-35 adalah jet tempur mesin tunggal. Tetapi secara bentuk pesawat tak bisa dipungkiri keduanya memiliki banyak kesamaan. Dan bukan berita baru bahwa Amerika menuduh China telah mencuri data F-35 sebagai dasar pembangunan J-31.

Ahli militer juga menunjukkan bahwa F-35 memiliki perangkat lunak komputer yang lebih baik, sensor dan hardware lainnya yang unik, lapisan siluman, dan mesin yang lebih baik.

Tapi para pejabat Pentagon senior dan para ahli percaya keunggulan teknologi Amerika menyusut. Hal inilah yang menjadikan F-35 masih ada di atas kemampuan J-31.

Tetapi bagaimanapun munculnya J-31 telah membuat sejumlah pejabat Pentagon khawatir. Mereka sejak lama mengingatkan bahwa ada penyusutan paritas kekuatan udara Amerika dengan negara lain, terutama China dan Rusia. Sehingga keberadan J-31 ataupun J-20 tidak boleh diremehkan.

“Dalam hal senjata Kita [Amerika] sangat tergantung pada kelebihan teknologi. Jika kita tidak lagi memiliki hal itu maka ini akan sangat menakutkan,” kata Peter Singer, ahli strategi dan peneliti dari New Amerika sebagaimana dikutip Defense One.

Wakil Menteri Pertahanan Robert Work dan Kepala Bidang Akuisisi Pentagon Frank Kendall dalam dua tahun terakhir sudah mengingatkan bahwa keunggulan teknologi Amerika sudah tergerus. Dan ini harus mendapat tanggapan serius.

Pada tahun 2011 Pentagon mengetahui bahwa China tengah membangun sebuah jet tempur multirole yang bisa menyerang target di udara dan di darat, seperti F-35. J-31 terbang untuk pertama kalinya pada tahun 2012.

China juga terus berinvestasi dalam pengembangan dan pembangunan jet tempur J-20 yang dibangun untuk menyaingi F-22.

Defense One menyimpulkan untuk sementara jet tempur China masih berada di bawah pesawat Amerika. Terlebih F-35 telah dirancang untuk menerima upgrade secara terbuka di masa depan yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuannya.

NEXT: J-10 Vs F-16

J-10 Vs F-16

J-10B / C mungkin akan mampu bersaing dengan F-16V. Tetapi untuk J-10 yang merupakan varian dasar masih ada di bawah F-16.  Chengdu J-10 awalnya terintegrasi dengan Radar “NRIET KLJ-7” dengan jangkauan maksimal 75-130km. Jika dibandingkan dengan radar AN / APG-66 F-16 yang memiliki jangkauan 55-105km J-10 menang.

Radar J-10 memiliki kisaran yang sama dengan APG-68 (V) dari F-16 block52 dan RDY-2 yang Mirage-2000-5 / -9. Sementara F-16E / F Block 60 dilengkapi dengan radar AESA AN / APG-80 yang dapat melebihi J-10. Namun pesawat J-10B baru membawa radar AESA KLJ-10 yang setara dengan AN / APG-80.

F-16 bahkan memiliki radar AESA dan meski China juga disebut bisa memproduksi radar AESA, tetapi kualitasnya harus diakui masih ada di bawah radar AESA buatan barat.

F-16 juga memiliki jangkauan yang lebih besar, karena dapat dilengkapi dengan CFT. Juga F-16D dengan harga US$19 juta, karena produksi massal menjadikannya lebih murah. Semenara J-10 seharga US$28 juta!. Bukan itu saja J-10 hanya diproduksi sekitar 200 unit sementara hampir 5000 F-16 telah diproduksi.

Mari lihat perbandingan detilnya

NEXT: J-10 Vs F-15C

J-10 Vs F-16

Perbandingan umum dari F-15C Eagle dan J-10 adalah bahwa kedua pesawat ini adalah bahwa keduanya merupakan jet tempur yang memiliki teknologi cukup baik. Namun avionik dan keterampilan pilot akan membuat banyak perbedaan.

J-10 lebih murah dengan avionik yang cukup canggih terutama untuk varian J-10B. Selain itu pesawat ini memiliki tingkat yang lebih baik dalam kemampuan pendakian, rasio daya dorong dan berat, dan persenjataan.  Sementara F-15 adalah pesawat yang dibangun pada era Perang Dingin dengan aerodimanis yang lebih buruk.

F-15C Eagle mungkin mirip dengan J-10 dalam hal karakteristik. Tetapi akan berbeda jika kita berbicara pada F-15E Strike Eagle. Pesawat ini jauh lebih baik dengan teknologi modern, avionik, persenjataan, RCS atau radar cross section rendah, radar yang lebih baik, mesin dan segala sesuatu di atas J-10.

Itulah alasan mengapa Strike Eagle begitu mahal. Pesawat ini juga memiliki rasio daya dorong 1,07 dengan bahan bakar dan persenjataan penuh. Dan jika hanya membawa setengah bahan bakar dan tanpa drop tank hampir mencapai rasio 1,20.

Mari kita lihat perbandingan kedua pesawat secara lebih detil

BIAYA PER JAM OPERASIONAL

Exit mobile version