Pemerintah Suriah dilaporkan telah memindahkan sebagian besar pesawat tempurnya untuk melindungi mereka dari kemungkinan serangan lanjutan dari Amerika Serikat.
Mengutip dua pejabat pertahanan AS CNN melaporkan pesawat-pesawat militer itu dipindahkan ke Bandara Internasional Bassel Al-Assad yang dekat Pangkalan Udara Khmeimim di mana Rusia menempatkan sebagian besar aset militernya termasuk sistem rudal pertahanan udara mereka.
Pesawat Suriah mulai digerakkan ke tempat ini tidak lama setelah serangan rudal Tomahawk Amerika yang dilakukan pada 6 April di pangkalan udara Sharat, yang oleh Pentagon diklaim telah menghancurkan 20 persen kekuatan udara Suriah.
Serangan dilakukan sebagai pembalasan atas serangan senjata kimia yang menurut AS dilakukan oleh Suriah dan diluncurkan dari lapangan terbang itu.
Pangkalan Khmeimim, bersama dengan fasilitas angkatan laut di Tartus, adalah satu dari dua instalasi militer utama di Suriah. Rusia dilaporkan telah menginstal sistem rudal anti-pesawat canggih di pangkalan tersebut.
Rezim di Damaskus memperkirakan dengan menempatkan pesawat mereka di dekat pangkalan Rusia akan membuat Amerika berpikir ulang untuk menyerang karena khawatir Rusia akan mengaktifkan sistem rudal mereka. Tidak jelas apakah pemindahan ini atas kesepakatan dengan Rusia atau inisiatif Suriah sendiri.
Pejabat pertahanan AS sebelumnya mengatakan bahwa serangan balasan tersebut melumpuhkan sekitar 20% dari pesawat sayap tetap operasional rezim tersebut, yang membuat menjaga pesawat-pesawat yang tersisa sangat penting bagi Damaskus.
“Angkatan Udara Suriah tidak dalam kondisi baik. Sudah lelah bertahun-tahun dalam pertempuran ditambah beberapa masalah perawatan yang signifikan,” kata Sekretaris Menteri Pertahanan Amerika James Mattis kepada wartawan di Pentagon sebagaimana dilansir CNN Rabu 19 April 2017.
Amerika belum mengesampingkan kemungkinan serangan tambahan terhadap rezim jika mereka memilih untuk menggunakan senjata kimia di masa depan.
“Rezim Suriah harus berpikir panjang dan keras sebelum bertindak dengan ceroboh dalam pelanggaran hukum internasional dalam penggunaan senjata kimia,” tegas Mattis,
“Jika mereka menggunakan senjata kimia, mereka akan membayar sangat-sangat mahal,” tambahnya
Baca juga: