Turki benar-benar bergerak cepat terkait rencana untuk membeli sistem rudal permukaan ke udara S-400 dari Rusia. Menteri Pertahanan Nasional Turki Fikri Isik mengatakan bahwa pembicaraan dengan Rusia mengenai pembelian sistem pertahanan udara canggih ini telah mencapai tahap akhir.
“Ini tidak berarti kesepakatan akan segera ditandatangani,” kata Isik sebagaimana dilaporkan Tass 21 April 2017.
Dia mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa negara-negara NATO sampai saat ini belum mengajukan penawaran yang efektif secara financial pada sistem pertahanan alternatif. Padahal mereka sangat membutuhkan senjata ini.
“Jelas bahwa Turki membutuhkan sistem pertahanan rudal,” katanya. “Bekerja di S-400 sudah mencapai titik akhir, tapi tahap akhir tidak berarti ‘mari kita menandatangani kesepakatan besok pagi’,” katanya.
Keputusan terakhir dibuat oleh presiden dan perdana menteri. Di pertengahan bulan Maret Isik mengatakan bahwa Turki tidak akan dapat mengintegrasikan S-400 ke dalam sistem NATO.
Berita Turki dan Rusia sedang dalam pembicaraan mengenai kontrak S-400 muncul pada November 2017 lalu. Pada bulan Maret 2017, kepala perusahaan Rostec Rusia, Sergey Chemezov, mengatakan bahwa Turki ingin mendapatkan pinjaman Rusia untuk membeli beberapa sistem senjata, termasuk S-400.
Pada bulan Februari, Chemezov mengatakan bahwa Turki menaruh minat pada S-400 dan pihak-pihak yang melakukan kontrak sedang dalam pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan tersebut.