Timur Tengah Ditenggelamkan Topan Yang Sempurna
Pengungsi Irak

Timur Tengah Ditenggelamkan Topan Yang Sempurna

Hal tersebut disampaikan utusan PBB Nickolay Mladenov  yang bertugas dalam  Proses Perdamaian Timur Tengah Kamis 20 April 2017. Kepada Dewan Keamanan PBB dia mengatakan situasi itu ditandai oleh  krisis pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II, masyarakat yang terpecah, penyebaran pelaku non-negara dan penderitaan manusia yang tak terperikan.

“Jangan lah kita lupa bahwa di balik gambaran kekejaman, ada jutaan [orang yang berjuang] setiap hari bukan hanya bagi kelangsungan hidup mereka sendiri tapi buat sari masyarakat dan kebudayaan manusia,” katanya.

“Hari ini, topan yang sempurna telah menelan Timur Tengah, dan terus mengancam keamanan serta perdamaian internasional,” katanya.

Ia menyatakan perpecahan di dalam wilayah tersebut telah membuka pintu bagi campur-tangan asing dan manipulasi, menyuburkan ketidak-stabilan dan pergolakan sektarian.

Di dalam penjelasannya, Mladenov mengatakan perkembangan dalam konflik Arab-Israel terus berkumandang di seluruh wilayah tersebut dan masalah Palestina tetap menjadi “lambang yang potensional” dan “teriakan yang menarik perhatian”, masalah yang mudah disalah-tafsirkan dan dieksploitasi oleh kelompok fanatik.

“Diakhirinya pendudukan dan terwujudnya penyelesaian dua-negara takkan menyelesaikan semua masalah di wilayah itu, tapi selama konflik terus berlangsung, itu akan terus mengumpan mereka,” katanya.

Utusan PBB tersebut jua memberitahu Dewan Keamanan dengan 15 anggota itu mengenai bentrokan sporadis yang terus merenggut nyawa manusia dan melaporkan persetujuan Israel bagi pembangunan permukiman baru serta pengumumkan “Tanah Negara” di wilayah Palestina yang didudukinya.

Di pihak Palestina, katanya, perkembangan yang mengkhawatirkan yang “maskin kuat” perpecahan Jalur Gaza-Tepi Barat Sungai Jordan serta secara berbahaya meningkatkan resiko ancaman.

Saat beralih ke wilayah yang lebih luas, Mladenov memberi penjelasan kepada anggota Dewan Keamanan mengenai krisis yang berkecamuk di Suriah dan terus menjadi beban sangat besar buat negara lain serta menyeru masyarakat internasional agar berbuat lebih banyak dalam solidaritas buat tetangga Suriah.

Ia juga menggaris-bawahi perlunya penyelesaian politik bagi konflik itu, yang kin memasuki tahun ketujuhnya.

Mladenov, yang mengingatkan mengenai seruan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres bagi “peningkatan diplomasi buat perdamaian”, mendesak negara anggota PBB, terutama melaui Dewan Keamanan yang bersatu, agar mengemban peran utama dalam penyelesaian krisis tersebut.

“Banyak pendekatan dan kerja sama diperlukan guna menangani konflik yang saling terkait, dampak kemanusiaan lintas-perbatasan dan fanatisme yang berisi kekerasan,” katanya.

Baca juga:

https://www.jejaktapak.com/2017/03/21/sykes-picot-inilah-sumber-malapetaka-di-timur-tengah/