Kedatangan Wakil Presiden Mike Pence ke Indonesia sukses membawa misi jualan. Pence dan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menandatangni kesepakatan senilai lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp133 triliun dalam perjanjian perdagangan dan investasi
“Hari ini, atas nama Presiden Trump, saya mendapat kehormatan untuk bergabung dengan Wakil Presiden Kalla dan bisnis Amerika dan Indonesia saat mereka menandatangani kesepakatan bersejarah yang akan membuat negara kita lebih dekat dan menguntungkan kedua orang kami,” kata Wakil Presiden Pence dilansir laman resmi Gedung Putih Jumat 21 April 2017.
“Kesepakatan ini mewakili kegembiraan luar biasa yang dirasakan perusahaan Amerika tentang peluang di Indonesia. Ini benar-benar hari bersejarah bagi kemitraan ekonomi AS-Indonesia. ”
Sayangnya dalam kesepakatan ini Indonesia hampir seluruhnya berposisi sebagai pembeli. Apa saja? Mari kita lihat
Salah satu penjualan yang disepakati adalah Amerika akan menjual Sniper Advanced Targeting Pods (ATP) yang dibangun oleh Lockheed Martin. Pod Sniper merupakan teknologi mutakhir untuk digunakan pada jet tempur F-16A / B yang ditempatkan di Pangkalan Udara Iswahyudi. Lockheed Martin akan memproduksi ATP Sniper di fasilitas Rudal dan Pemadam Kebakaran di Orlando, Florida, dan bekerja sama dengan Angkatan Udara Indonesia untuk melatih kader pilot dan pengelola.
Kesepakatan lain Honeywell telah dipilih oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk memasok 34 mesin turboprop TPE331 yang akan digunakan untuk pesawat NC212i selama empat tahun ke depan. Mesin ini akan mendukung pesawat NC212i milik PTDI dengan kemampuan yang disempurnakan.
Sebagai tambahan, Honeywell akan memberikan pelatihan komplementer TPE331 bagi para insinyur PTDI untuk mempromosikan keterampilan pemeliharaan dan untuk mentransfer pengetahuan teknis ke perusahaan-perusahaan lokal.
Kesepakatan ini selanjutnya akan memperkuat kemampuan PTDI sebagai produsen pesawat terbang di wilayah tersebut, dan pada saat bersamaan, proyek tersebut akan menciptakan lapangan kerja di Amerika Serikat.
Teknologi lain adalah Applied Materials dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menandatangani kesepakatan untuk memajukan infrastruktur transmisi listrik di Indonesia. Applied Materials akan menggunakan teknologi pembatas arus utama AS untuk memperkuat infrastruktur 500 KW PLN.
ExxonMobil menandatangani kontrak jual gas cair cair 1 juta ton per hari kepada Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik negara, yang berlaku selama 20 tahun dimulai pada 2025.
Kesepakatan lain General Electric dan mitranya telah menugaskan 600 MW di bawah rencana 35.000 MW dan telah dipilih sebagai penyedia teknologi untuk tambahan 2.750 MW. Ini termasuk turbin paling efisien di dunia, 9HA, yang membantu mengurangi biaya listrik di Indonesia, menghemat bahan bakar, dan mengurangi emisi karbon.
Greenbelt Resources dan Jababeka Infrustructur juga menandatangani kesepakatan untuk bersama-sama mengembangkan fasilitas limbah ke sumber daya di Jababeka yang disebut JababecO. Proyek ECOsystem akan memanfaatkan teknologi mutakhir AS untuk menunjukkan efek ekonomi yang berkelanjutan dengan memproses limbah makanan kota ke berbagai sumber (termasuk etanol, pakan ternak, pupuk dan air suling).
PLN juga menandatangani dua kesepakatan dengan Halliburton untuk mengembangkan sumber daya panas bumi di Indonesia. Pada bulan Februari kedua perusahaan menandatangani kontrak untuk Pengelolaan Proyek Terpadu senilai US $ 34 juta untuk bersama-sama mengebor dan menyelesaikan sumur panas bumi di Tulehu, Ambon.
Kesepakatan kedua, kedua perusahaan sepakat untuk membentuk aliansi strategis jangka panjang untuk Pengembangan Energi Panas Bumi. Dalam kerangka ini kedua perusahaan akan bersama-sama mengembangkan konsesi panas bumi PLN termasuk investasi potensial dari Amerika Serikat.