Para analis di RAND Corporation, sebuah thing tank berpengaruh yang berbasis di Washington membuat rekomendasi yang cukup berani. Mereka mendesak Pentagon untuk mempertimbangkan opsi melakukan serangan untuk menetralisasi sistem militer Rusia yang ditempatkan di Kaliningrad.
Laporan think tank mengatakan bahwa Departemen Pertahanan Amerika perlu mengembangkan “pandangan yang jelas tentang peran Kaliningrad dengan pertahanan anti-udara yang kuat yang akan menjadi kunci permainan dalam kasus perang di wilayah Baltik. Untuk itu harus ada langkah-langkah yang mungkin dilakukan NATO untuk menetralkan kekuatan itu.
Sebagaimana dikutip Spuntik Jumat 21 April 2017, laporan tersebut mengakui bahwa keseluruhan topik tentang netralisasi Kaliningrad membawa isu eskalasi dan potensi tanggapan berupa serangan balasan Rusia. Namun serangan ini dinilai tidak akan dilihat Rusia sebagai serangan terhadap wilayah mereka.
Ini yang aneh, lembaga ini tidak menjelaskan bagaimana bisa serangan terhadap Kaliningrad tidak akan dianggap Rusia sebagai serangan ke wilayahnya. Eskave ini secara internasional diakui sebagai wilayah Rusia.
Laporan tersebut juga merekomendasikan agar Pentagon menganalisis kemampuan Rusia yang bisa menumbangkan sebuah negara secara politis termasuk merebut daerah perbatasan atau menimbulkan keresahan internal.
“Departemen Pertahanan perlu mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan Rusia untuk mencegah penguatan ke negara-negara Baltik dalam kasus perang,” tulis laporan itu.
Mengomentari laporan think tank tersebut, dan banyak laporan di media Barat serta laporan khusus -baru ini tentang potensi perang AS dan NATO dengan Rusia, pengamat militer Rusia Alexander Khrolenko mengenang bahwa dalam beberapa pekan, bulan dan tahun terakhir pakar Barat semakin keras kepala dan secara konsisten membuat analisis agar mengarah pada perang.
“Menurut sebagian besar analis Barat, Rusia sepertinya tidak memiliki jalur pembangunan yang damai,” keluhnya. Kremlin, menurut pandangan para analis barat, terus merencanakan perang di suatu tempat setiap saat, dan ini memerlukan tanggapan Barat yang sesuai.
Pada saat yang sama, Khrolenko mencatat, skenario “duel dua kekuatan nuklir dunia” ini jarang dipertimbangkan. Padahal ini sangat berbahaya. “Paling sering, analis Barat menghabiskan waktu mereka menghitung kemampuan senjata konvensional dari kedua belah pihak.”
Banyak pengamat meluangkan waktu untuk mendiskusikan ancaman yang ditimbulkan oleh rudal jelajah, artileri roket, dan tank Rusia, serta senjata Rusia yang bisa mengancam jet F-22 dan F-35. Mengomentari yang terakhir, Khrolenko menyindir bahwa “Jika F-35 dan F-22 tidak mencoba terbang ke Rusia, mereka tidak akan terancam oleh pertahanan udara Rusia.”