Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan bahwa pernyataan Korea Utara baru-baru ini provokatif tapi sudah terbukti di masa lalu hanya omong kosong dan seharusnya tidak bisa dipercaya.
“Sejauh pernyataan terakhir Korea Utara, saya pikir kita semua telah mendengar kata-kata mereka berulang kali, kata-kata mereka belum terbukti jujur,” kata Mattis dalam jumpa pers di Tel Aviv Jumat 21 April 2017.
Tetapi pernyataan Mattis ini juga tidak sesuai dengan tanggapan Amerika terhadap Korea Utara. Sudah tahu jika omong kosong, Amerika tetap saja menganggap serius dengan mengirim kekuatan militer dalam jumlah besar ke wilayah tersebut.
Pada Kamis surat kabar resmi Partai Pekerja Korea Utara, Rodong Sinmun, mengancam Amerika Serikat dengan sebuah “serangan awal super-kuat” yang dikatakan akan memusnahkan “tidak hanya pasukan invasi imperialis Amerika Serikat di Korea Selatan dan daerah sekitarnya tapi daratan Amerika Serikat dan mengubah mereka menjadi abu”.
Pekan lalu, Korea Utara menampilkan peluru kendali balistik bawah laut (SLBM) untuk pertama kalinya menjelang parade militer besar-besaran di ibu kota, Pyongyang.
Korea Utara juga memperingatkan Amerika Serikat untuk mengakhiri “histeria militer” atau menerima pembalasan saat sekelompok pesawat Amerika Serikat menuju wilayah itu dan negara komunis tersebut memperingati ulang tahun bapak bangsanya yang ke-105.
Televisi negara itu menunjukkan gambar dari Pukkuksong-2 SLBM di truk yang menunggu untuk berparade di depan pemimpin Kim Jong Un.
Sebelumnya, wartawan asing yang mengunjungi Korea Utara, diminta bersiap menghadapi peristiwa “besar dan penting” pada pekan jelang ulang tahun itu.
Kendati demikian, tidak ada petunjuk bahwa peringatan tersebut berkaitan langsung dengan ketegangan di kawasan tersebut menyangkut program senjata nuklir negara terkucil itu.
Sekitar 200 wartawan asing berada di Pyongyang pada saat Korea Utara akan memperingati tahun ke-105 hari kelahiran presiden pendiri negara tersebut, Kim Il Sung, pada 15 April.
Pada 2016, misalnya, para wartawan asing harus menjalani pemeriksaan selama berjam-jam oleh para pejabat Korea Utara menjelang suatu peristiwa, yang kemudian ternyata adalah konser musik pop untuk memperingati puncak kongres Partai Buruh yang berkuasa.
Namun, ketegangan sedang meningkat dengan kelompok tempur Angkatan Laut Amerika Serikat bergerak menuju Pasifik barat. Pergerakan itu merupakan unjuk kekuatan sementara Korea Utara memperingatkan pihaknya bisa melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat jika AS menunjukkan tanda-tanda menyerang.