Entah ada apa sebenarnya, pembom nuklir Rusia terus bermain-main di udara dekat Amerika. Seorang pejabat Pertahanan AS mengatakan kepada CNN, pesawat militer Rusia telah terlihat terbang di lepas pantai Alaska untuk keempat kalinya dalam empat hari hari berturut-turut.
Dua pembom Tu-95 dan dua pesawat patroli maritim IL-38 terlihat di lepas pantai namun tetap berada di luar wilayah udara Amerika Serikat pada hari Rabu 19 April dan Kamis 20 April 2017. Menurut CNN, pembom memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska sekitar 700 mil laut barat daya Anchorage.
Pejabat Pertahanan AS mengatakan tidak ada cara lain untuk menafsirkan hal ini selain sebagai pesan strategis.

Sebelumnya dua jet tempur F-22 Raptor mencegat dua pembom Rusia di wilayah udara internasional 100 mil dari Kodiak Island, Alaska pada Senin. Sementara sehari setelahnya dua pembom Rusia terlihat di daerah dengan jarka hanya 41 mil jauhnya dari pantai Alaska. Tidak ada pencegatan oleh jet tempur tetapi Amerika mengirimkan pesawat pengintai untuk mengawasi dua pembom nuklir tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pesawatnya secara teratur melakukan misi patroli di atas perairan netral Arktik, Atlantik, Laut Hitam dan Samudra Pasifik. “Semua misi ini dilakukan sesuai dengan peraturan internasional dan tidak menyeberang perbatasan nasional.”
Namun satu pakar pertahanan Amerika mengatakan bahwa misi tersebut merupakan bagian dari upaya Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membuktikan bahwa Rusia telah kembali dalam permainan.
“Jenis permainan kucing dan tikus ini telah berlangsung untuk sementara waktu sekarang,” kata Howard Stoffer, mantan pejabat Departemen Luar Negeri, mengatakan kepada CNN Sabtu 22 April 2017.
“Putin mencoba untuk memberitahu keapda Amerika bahwa Rusia berada di mana-mana dan kembali memperluas batas kekuatan militer mereka.”
Kapal mata-mata Rusia Viktor Leonov juga dilaporkan dua kali telah terlihat di dekat garis pantai Amerika. Hubungan kedua negara berada pada titik didih baru setelah serangan rudal Tomahawk yang dilakukan Amerika ke Suriah beberapa waktu lalu.
Stoffer mengatakan meskipun tidak mungkin Amerika akan menembak pesawat Rusia, Washington dapat mengizinkan upaya untuk melumpuhkan radar pesawat terbang Rusia dan sistem yang memicu kecelakaan pesawat.
Jika perang pecah pensiunan Jenderal Angkatan Udara Michael Hayden menegaskan Amerika adalah kekuatan yang lebih kuat. “Tidak ada yang mau berperang dengan orang-orang Rusia, tapi biarlah saya melipatgandakan konsep lain. Orang-orang Rusia benar-benar tidak ingin berperang dengan kita. Kekuatan mereka jauh lebih lemah. “