Suriah mengaku telah mendapat jaminan dari Rusia bahwa Amerika tidak akan lagi melakukan serangan ke mereka seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu.
“Pemerintah Rusia menegaskan kepada kami bahwa mereka mendukung Suriah, dan kami mengetahui dari mereka bahwa agresi Amerika takkan terulang,” kata penasihat Presiden Suriah Buthaina Shaba’an kepada stasiun TV pan-Arab Al-Mayadeen Rabu 19 April 2017.
Pernyataannya dikeluarkan dua pekan setelah Amerika menembakkan 59 rudal Tomahawk ke Pangkalan Udara Shayrat di Suriah Tengah, sebagai pembalasan atas dugaan serangan gas beracun oleh militer Suriah terhadap kota kecil yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib.
Shaba’an, mengatakan serangan rudal AS itu adalah agresi serampangan yang dilakukan tanpa penyelidikan. Ia menambahkan apa yang dilakukan Amerika Serikat saat ini mencerminkan kebingungan.
Pejabat tersebut menyatakan dugaan serangan dengan menggunakan bahan kimia beracun adalah perangkap, dan mengutip apa yang ia gambarkan sebagai pernyataan ahli Barat bahwa tak ada pemboman udara terhadap daerah yang dibicarakan di Kota Kecil Khan Sheikhoun.
Wanita pejabat tersebut mengatakan serangan udara AS bukan serangan militer, tapi pesan politik, dan menambahkan persekutuan antara Rusia, Suriah dan Iran “lebih kuat daripada sebelumnya”.
Ia mengatakan negaranya mengunggu tim penyelidik dari Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), dan menegaskan Pemerintah Suriah tidak memiliki senjata kimia.