Ini Alasan Banyak Pesawat Rusia Terbang di Sekitar Jepang
il-38

Ini Alasan Banyak Pesawat Rusia Terbang di Sekitar Jepang

Sebelumnya dilaporkan dua pembom strategis Tupolev Tu-95 dan dua pesawat anti-kapal selam Ilyushin Il-38 milik Rusia terbang ke pantai timur Jepang, sementara dua pesawat anti-kapal selam Tupolev Tu-142  terbang ke pantai barat negara itu. Hal ini menjadikan jet tempur Jepang dipaksa untuk terbang cepat guna mengadang dan mengawal mereka.

Muncul pertanyaan kenapa Rusia mengirimkan armada secara besar-besaran ke wilayah tersebut? Apalagi situasi di wilayah tersebut sedang panas terkait ketegangan yang semakin memuncak dengan Korea Utara yang melibatkan sejumlah negara termasuk Amerika, Korea Selatan dan Jepang.

Wartawan dan analis militer Rusia Alexander Khrolenko menyebut semua ini bukan hal kebetulan.  Korea Utara telah khawatir dengan retorika yang semakin bermusuhan dari Washington yang  menyatakan  Amerika bisa mengatasi masalah tersebut melalui tindakan sepihak.

“Moskow tidak bisa tidak bisa tinggal diam dengan pernyataan Amerika untuk mengatasi rezim yang terletak dekat dengan Vladivostok. Basis utama dari Armada Pasifik Rusia yang berjarak 120 kilometer dari perbatasan Rusia dengan Korea Utara. Rusia telah dipaksa untuk menanggapi ancaman besar berupa konflik militer skala besar di dekat wilayahnya dengan populasi 2 juta,” katanya sebagaimana dilaporkan Sputnik Jumat 14 April 2017.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa Washington siap untuk menyelesaikan masalah Korea Utara sendiri, bahkan jika Beijing tidak mau memberikan bantuan apapun.

“Korea Utara mencari masalah. Jika China memutuskan untuk membantu, ini akan menjadi sesuatu yang besar. Jika tidak, kita akan memecahkan masalah tanpa mereka!” katanya beberapa hari sebelumnya.

Komentar ini telah memunculkan mengkhawatirkan akan terjadi serangan udara tak terduga seperti yang dilakukan Pentagon di Suriah dengan menggunakan dua kapal perusak yang menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk.

Perkembangan ini telah mendorong Menteri Luar Negeri China Wang Yi untuk  meminta semua pihak guna menahan diri dari memprovokasi dan mengancam satu sama lain, baik dalam kata-kata atau tindakan, dan tidak membiarkan situasi sampai ke tahap ireversibel dan tidak terkendali.