Site icon

Amerika Benar-Benar Siap Serang Korea Utara

Jet tempur F/A-18 di Kapal Induk Carl Vinson

Para pejabat AS mengatakan bahwa Washington siap untuk menggunakan senjata konvensional guna menggempur Korea Utara jika mereka merasa yakin Pyongyang telah benar-benar akan menarik pelatuk untuk tes senjata nuklir keenam.

Para pejabat intelijen mengatakan kepada NBC News,  Amerika telah  memposisikan dua kapal perusak di wilayah tersebut yang dapat menyebarkan rudal Tomahawk setiap saat. Selain itu  pembom berat yang ditempatkan di Guam telah bersiap memberikan dukungan jika serangan tersebut harus dilakukan.

Persenjataan lain yang bisa dimobilisasi untuk disiapkan melawan Pyongyang  juga mencakup operasi pasukan khusus, bom dan rudal.

Setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan ke Suriah, kelompok tempur kapal induk yang dipimpin oleh USS Carl Vinson dialihkan menuju Semenanjung Korea.

Pyongyang dan Washington telah tertatih-tatih di ambang konflik terbuka, dan jika Amerika melakukan serangan pertama, bisa mendorong Korea Utara untuk meluncurkan serangan terhadap Korea Selatan.

Kantor Berita Korea Utara mengatakan pada hari Selasa 11 April 2017 “Jika [AS] melanggar kedaulatan dan martabat DPRK bahkan sedikit , tentaranya akan meluncurkan serangan ultra-presisi tanpa ampun dari darat, udara, laut dan bawah air.”

Sebelumnya, Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) mengancam akan membuat Amerika Serikat AS jadi debu jika serangan pertama dilakukan.

Pada hari Kamis 13 April 2017, DPRK merilis peringatan lain dengan  mengatakan, “Dengan tanpa henti membawa sejumlah aset nuklir strategis ke semenanjung Korea, Amerika secara serius mengancam perdamaian dan keamanan dan mengemudi situasi ke jurang perang nuklir.”

Sebuah jajak pendapat CBS baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah warga Amerika memiliki keraguan tentang kemampuan Trump untuk menangani Korea Utara. Sekitar 56 persen dari responden mengatakan mereka “tidak yakin” tentang respon yang mungkin Trump, sementara 39 persen mengatakan mereka “percaya diri” dalam kemampuannya.

Exit mobile version