Angkatan Udara Jepang benar-benar dibuat sibuk dengan aktivitas pesawat Angkatan Udara China. Beijing telah mendorong pesawatnya jauh lebih agresif hingga Jepang terpaksa mengirimkan pesawat tempur untuk mencegatnya pada tingkat tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Akvititas China meningkat drastic di sekitar Laut China Timur dalam beberapa bulan terakhir. Jepang khawatir China berusaha memperluas pengaruh militernya di Laut Cina Timur dan Pasifik barat, di mana Jepang mengontrol rantai pulau yang membentang 1.400 km selatan menuju Taiwan.
“Baru-baru ini kita telah melihat pesawat militer Cina beroperasi lebih jauh ke selatan yang membawa mereka lebih dekat ke pulau Okinawa dan bagian lain dari rantai pulau,” kata komandan militer Jepang, Laksamana Katsutoshi Kawano, di Tokyo Kamis 13 April 2017.
Okinawa adalah rumah bagi kekuatan terbesar pasukan Marinir Amerika di luar negeri. Di tempat ini juga ditempatkan sekitar 50.000 personel militer Amerika.
Angkatan Udara Jepang melaporkan jet tempurnya harus melakukann scramble atau terbang cepat mencegat pesawat asing sebanyak 1.168 kali selama 12 bulan sampai 31 Maret 2017, naik dari 873 tahun lalu. Dari jumlah itu 851 pesawat adaah milik China, atau 280 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Angka baru ini juga jauh lebih tinggi dibanding insiden pada tahun 1984 yang jumlah 944, ketika Rusia, lebih tinggi dibandingkan China yang dicegat Jepang.
Sementara pertemuan dengan pesawat Rusia, seringnya pembom yang terbang dari utara, naik 4,5 persen yakni 301 pencegatan.
Peningkatan aktivitas China telah memberikan kontribusi meningkatnya ketegangan di Asia Timur sejak awal tahun ini ketika Korea Utara meningkatkan tes rudal balistik dan tes bom nuklir yang memicu kekhawatiran di Jepang, Amerika Serikat dan di tempat lain.