Site icon

MOAB Dijatuhkan, Desa Berjarak 5 Km Ikut Bergetar

Ledakan MOAB di Afghanistan

Komandan tertinggi militer AS di Afghanistan, mengatakan keputusan untuk menggunakan salah satu bom konvensional terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran adalah murni keputusan  taktis dibuat sebagai bagian dari kampanye melawan ISIS.

Sebanyak 36 militan ISIS  diduga tewas dalam serangan yang dilakukan pada Kamis 13 April 2017 malam dan diyakini tidak ada korban sipil.

Serangan dilakukan ketika Presiden AS Donald Trump mengirimkan delegasi tingkat tinggi pertamanya ke Kabul, di tengah ketidakpastian tentang rencananya untuk menarik hampir 9.000 tentara Amerika yang masih ditempatkan di Afghanistan.

Dijuluki ‘the mother of all bombs’ atau ‘ibu dari semua bom’ senjata dijatuhkan dari sebuah pesawat MC-130 di distrik Achin  provinsi Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan.

Komandan militer Amerika di Afghanistan Jenderal John Nicholson sebagaimana dilansir Reuters Jumat 14 April 2017,  mengatakan ia selalu berkomunikasi dengan para pejabat di Washington, tetapi keputusan untuk menggunakan bom GBU-43 seberat  9.797 kg itu didasarkan pada penilaian tentang kebutuhan militer dan tidak ada pertimbangan politik yang lebih luas. “Ini adalah pertama kalinya kami menemui  kendala yang luas untuk kemajuan kita,” katanya. “Ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakannya terhadap sasaran yang tepat di medan perang.”

Pasukan Afghanistan dan AS berada di tempat kejadian ketika serangan terjadi dan melaporkan bahwa  senjata mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Dawlat Waziri mengatakan tidak ada warga sipil yang tewas dalam ledakan besar yang menargetkan jaringan gua dan terowongan.

“Tidak ada warga sipil telah terluka dan hanya dasar, yang digunakan ISIS untuk melancarkan serangan di bagian lain dari provinsi, hancur,” kata Waziri dalam sebuah pernyataan.

Berikut gambaran kedahsyatan serangan MOAB di Afghanistan

GBU-43 adalah sebuah munisi dipandu GPS yang belum pernah digunakan dalam pertempuran sejak tes pertama pada tahun 2003, ketika itu menghasilkan awan jamur yang terlihat dari jarak  32 km.

Kekuatan destruktif bom, setara dengan 11 ton TNT, artinya jika dibandingkan dengan bom atom dijatuhkan di Jepang pada akhir Perang Dunia II masih relatif kecil karena bom atom di Jepang  memiliki ledakan setara dengan antara 15.000 dan 20.000 ton TNT.

Menurut saksi yang tinggal di sebuah desa yang berjarak sekitar  5 km dari titik di mana bom  tanah bergetar, tapi rumah dan bangunan tidakk rusak.

“Bom malam lalu benar-benar besar, ketika dijatuhkan di mana-mana bergetar,” kata seorang warga, Palstar Khan.

Para pejabat Amerika mengatakan bom itu telah diposisikan untuk kemungkinan digunakan di Afghanistan sudah cukup lama sejak pemerintahan Presiden Barack Obama.

 

Amerika Serikat  terus mengintensifkan kampanye udara melawan ISIS dan  Taliban di Afghanistan, dengan Angkatan Udara mengerahkan hampir 500 senjata dalam tiga bulan pertama 2017. Jumlah ini  naik dari 300 dibanding periode yang sama 2016.

Exit mobile version