Badai dan hujan es yang terjadi di wilayah Charter Prancis menewaskan tidak kurang 1.000 personel tentara Inggris. Ini menjadi salah satu petaka terbesar di dunia militer negara tersebut.
Tetapi peristiwa mengerikan terjadi 657 tahun lalu, tepatnya pada 12 April 1360. Badai tersebut dianggap memainkan peran tersendiri dalam Perang 100 Tahun antara Inggris dengan Prancis.
Pada 1359, Raja Inggris Edward III secara gigih berupaya menaklukkan Prancis. Pada Oktober tahun yang sama, ia mengutus kekuatan perang cukup besar melintas Selat Inggris menuju Calais.

Namun Prancis menolak untuk terlibat perang langsung dan membangun tangsi-tangsi militer di balik tembok pelindung sepanjang musim dingin.
Pasukan yang diutus Edward III semakin liar. Mereka menjarah desa dan membakar pinggiran kota Paris, kemudian bertolak ke Charters. Ketika dalam perjalanan cuaca mendadak berubah.
Badai tiba-tiba datang disertai petir menyambar-nyambar. Hujan es yang cukup lebat mulai turun dan menghunjam para prajurit Inggirs. Kuda-kuda mereka pun berlari berhamburan tak tentu arah.
Selain korban tewas, Inggris juga merugi secara ekonomi akibat badai es tersebut. Hal itu akhirnya memaksa Edward III untuk melakukan negosiasi damai dengan Prancis.
Pada 8 Mei 1360, Perjanjian Bretigny ditandatangani sebagai tanda akhir dari fase pertama Perang Seratus Tahun Inggris dan Prancis.