Jepang dan Amerika terus meningkatkan kewaspadaan di tengah kekhawatiran Korea Utara akan kembali melakukan uji coba nuklir. Pesawat pendeteksi radiasi nuklir WC-135 Constan Phoenix telah tiba di Jepang.
Sebelumnya dilaporkan pada akhir Maret 2017 lalu, sebuah WC-135 yang hendak terbang ke Pangkalan Kadena Jepang terpaksa mendarat darurat di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh karena salah satu mesinnya rusak. Butuh beberapa hari sebelum pesawat bisa meninggalkan Indonesia.
Apakah pesawat ini yang akhirnya tetap dikirim ke Jepang? Tidak jelas, tetapi menurut pejabat senior militer Jepang, pesawat tersebut sudah ada sejak awal April ini, yang berarti kemungkinan pesawat yang berbeda.
WC-135 Constant Phoenix dapat mendeteksi puing-puing radioaktif yang ada di atmosfer. Pesawat ini dikerahkan ke Pangkalan Udara Kadena di Okinawa awal bulan ini, kata pejabat itu dilaporkan Asia Review Rabu 12 April 2017. Pasukan Bela Diri Jepang juga meningkatkan pengawasan dan pengumpulan intelijen mereka sendiri.
Amerika terus menumpuk kekuatan militernya di semenanjung. Sebuah kelompok tempur kapal indk USS Carl Vinson telah berada di perairan lepas Semenanjung Korea. Jepang juga telah menyiapkan kapal dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal Aegis sebagai persiapan kemungkinan peluncuran rudal Korea Utara.
Pengujian nuklir bisa jadi dilakukan minggu ini. Hal ini karena pada Sabtu 15 April 2017 akan menandai 105 tahun kelahiran Kim Il Sung, pendiri negara komunis tersebut. Sementara 25 April akan menjadi ulang tahun ke-85 berdirinya Angkatan Darat Rakyat Korea. Korea Utara kerap menggunakan momentum seperti ini untuk melakukan uji senjata mereka.
Baca juga:
Untuk Apa Amerika Kirim Pesawat Pelacak Radiasi Nuklir WC-135 ke Eropa?