Sebuah kapal perang Rusia bergerak mendekati dua kapal perusak Angkatan Laut Amerika di Mediterania yang baru saja melakukan serangan rudal ke Suriah. Namun sejauh ini interaksi dua kekuatan ini masih berjalan professional.
Para pejabat pemerintah Amerika dan Erpa mengatakan kepada Military.com Selasa 11 April 2017 bahwa mereka menyadari bahwa sebuah kapal angkatan laut Rusia yang diidentifikasi oleh kantor berita Rusia TASS sebagai Admiral Grigorovich – telah memasuki Mediterania. Di tempat ini Destroyer Kelas Arleigh Burke USS Ross dan USS Porter, meluncurkan serangan rudal. Tetapi mereka mengatakan sejauh ini, semuanya tetap normal.
“Kami belum punya interaksi yang tidak aman atau tidak profesional dengan unit Rusia sejak serangan rudal Tomahawk yang dilakukan pada tanggal 7 April 2017,” kata Letnan Cmdr. Zach Harrell kepada Military.com melalui email.
Rusia, sekutu terkuat rezim Suriah, telah mengambil sejumlah langkah untuk mengekspresikan ketidaksenangan dengan serangan Amerika Serikat. Serangan dengan menggunakan 59 rudal Tomahawk itu menurut Pentagon telah menghancurkan 20 persen kekuatan pesawat Suriah, dan merusak rusak situs bahan bakar dan amunisi Suriah.

Kurang dari 24 jam setelah serangan, Rusia mengumumkan mereka mengakhiri perjanjian deconfliction yang disepakati dengan Amerika pada tahun 2015 untuk menghindari bentrokan udara antara jet pesawat mereka ketika beroperasi di Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat atas Rusia lainnya telah mengutuk serangan rudal Amerika sebagai pukulan signifikan terhadap hubungan AS-Rusia.
Beberapa jam setelah serangan rudal, USNI News melaporkan bahwa Adiral Grigorovich yang memiliki berat 4.000 ton dan mengusung rudal jelajah serangan darat Kalibr telah bergerak ke Mediterania. Kapal ini akan dipertahankan di wilayah tersebut hingga musim panas.
Di sisi lain Pentagon mengatakan USS Ross dan USSPorter, yang keduanya berbasis di Rota, Spanyol, juga akan tetap dipertahankan di Mediterania.
Para pejabat Angkatan Laut Amerika mengatakan mereka tidak bisa berbicara tentang lokasi atau niat dari setiap kapal Rusia.

“Kapal perang US Navy secara rutin berkomunikasi dengan kapal perang asing di perairan internasional dan bertindak sesuai dengan hukum, standar dan norma maritim yang diakui secara internasional,” kata seorang pejabat pertahanan kepada Military.com.
Tapi setidaknya satu pemimpin senior Angkatan Laut mengaku berhati-hati dengan aktivitas angkatan laut Rusia, meskipun armada mereka telah menyusut.
“Kami melihat aktivitas yang kita bahkan tidak melihat ketika itu ada di Uni Soviet,” kata Adm. Michelle Howard, Kepala Angkatan Laut Eropa dan Afrika dan NATO, kepada Reuters dalam sebuah wawancara 8 April.