Potensi bentrok antara Rusia dan Amerika kembali terbuka setelah Gedung Putih memutuskan melakukan serangan rudal ke pangkalan udara Suriah.
Sesaat setelah serangan tersebut, Rusia menyatakan akan menambah kekuatan pertahanan udara mereka yang dikirim ke Suriah. Sementara Amerika mengisyaratkan masih akan ada serangan susulan untuk menghabisi rezim Bashar Assad.
Rusia telah menempatkan sistem rudal S-300 dan S-400 dan sejumlah sistem lain di Suriah untuk melindungi aset mereka. Mampukah mereka mengadang gelombang serangan Amerika?
Meski Amerika memiliki Angkatan Udara terbesar di dunia, kemampuan sistem pertahanan udara S-300 dan S-400 merupakan tantangan yang sangat nyata bagi kemampuan Amerika untuk beroperasi di zona-zona berbahaya tanpa ditembak jatuh.

Namun sistem rudal Rusia juga masih memiliki sejumlah kekurangan. Sistem pertahanan udara Rusia dirancang untuk mencegat target terbang tinggi pada kisaran maksimum sekitar 250 mil.
Sementara sistem ini tidak menimbulkan ancaman bagi pesawat Amerika dan koalisi yang beroperasi secara normal di wilayah tersebut, pertahanan rudal dapat outfoxed, karena mereka kurang optimal terhadap pesawat atau rudal terbang rendah.
Hal inilah yang menjadikan Rusia sangat membutuhkan sistem lain seperti Pantsir S1, Buk-M2 / M3 dan Tor-M3. Mereka akan menjadi lapisan penting di jarak menengah dan rentang pendek.

Meskipun sistem Rusia memiliki jangkauan radar besar dan kemampuan tinggi, di dunia nyata hambatan akan sangat berlimpah yang membuatnya sangat sulit untuk mendapatkan gambaran yang jelas.
Amerika jelas akan menurunkan kekuatan jamming elektronik mereka termasuk jet tempur EA-18 Glower yang merupakan pesawat spesialis perang elektronik. Selain itu Amerika juga pasti akan mengerahkan Airborne Warning and Control Systems dan pesawat elektronik lain yang jumlahnya cukup banyak. Mereka bisa mengganggu radar Rusia

Yang menguntungkan Rusia, sistem rudal rudal mereka ditempatkan di truk sehingga siap diposisikan di mana pun dibutuhkan di wilayah tertentu. Beberapa laporan menunjukkan bahwa awak Rusia bisa menyiapkan baterai rudal dalam waktu 5 menit.
Selain itu, baterai rudal mobile menyajikan target yang terus berubah, dan teka-teki bahwa pesawat yang masuk harus memecahkan lagi setiap kali mereka memasuki ruang udara.
Tapi baterai mobile juga akan sulit untuk menempatkan posisi. Ketika ditempatkan di puncak bukit akan membuatnya terlihat. Parkir di lembah sangat membatasi rentang karena kendala alam. Jadi jika disebut jet lawan tak terlihat dalam zona 250 mil juga akan tidak bisa dilakukan dengan semudah itu.
Untuk menyempurnakan ide ini, Rusia perlu untuk mengoperasikan Airborne Warning and Control Systems (AWACS), atau pesawat yang membawa radar besar dan dapat melakukan survei ruang pertempuran bebas dari penghalang di darat.
Next: S-300 dan S-400 Vs B-2, F-22 dan F-35