Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan akan meningkatkan efektivitas sistem pertahanan udara di Suriah setelah adanya serangan rudal Amerika Serikat terhadap lapangan udara milik Suriah .
“Dalam rangka untuk melindungi benda-benda yang paling sensitif dari infrastruktur Suriah, dibangun langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas sistem pertahanan udara angkatan bersenjata Suriah ,, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen. Igor Konashenkov Jumat 7 April 2017.
Saat ini Rusia telah menempatkan sistem pertahanan udara berlapis di Suriah. Senjata-senjata canggih ini digunakan terutama untuk melindungi personel dan aset militer Rusia yang dibawa ke negara tersebut.
“Sistem pertahanan udara Rusia di Suriah bertujuan untuk melindungi fasilitas dan benda-benda tertentu. Sistem rudal S-400, S-300 dan Pantsir-S1 memberikan perlindungan yang kuat untuk basis Rusia,” kata juru bicara kementerian Pertahanan Ifor Konashenkov dilansir Spuntik.
Dia menekankan bahwa sistem S-400 dan Pantsir memberikan perlindungan kepada kelompok pasukan udara Rusia di lapangan udara Hmeymim. Sementara pertahanan udara lain yakni sistem S-300 dan Pantsir melindungi pusat logistik Angkatan Laut Rusia di Tartus.
Pada Kamis malam, Amerika Serikat meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk untuk menggempur lapangan udara militer Suriah di Ash Sha’irat, sekitar 40 kilometer dari kota Homs. Presiden Amerika Donald Trump mengatakan serangan itu merupakan tanggapan terhadap dugaan penggunaan senjata kimia oleh Suriah dalam serangan di Idlib Selasa.
Rusia menggambarkan serangan itu sebagai agresi terhadap negara yang berdaulat. Menyusul aksi militer AS, Rusia memutuskan untuk menangguhkan MOU terkait keselamatan udara di atas Suriah dengan AS.
Sistem rudal S-400 di Hmeymim ditempatkan di Suriah setelah pesawat bomber tempur Su-24 mereka ditembak F-16 Turki pada November 2015. Sementara S-300 didorong ke Suriah pada Oktober 2016 untuk menjamin keamanan pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus.