Site icon

Serangan ke Suriah Menambah Daftar Panjang Medan Perang Abad ke-21 Amerika

Pemerintahan Donald Trump membuka front militer baru ketika meluncurkan puluhan rudal jelajah Tomahwak ke sebuah pangkalan udara Suriah. Serangan ini menambah daftar panjang  operasi militer Amerika di luar negeri. Inilah sejumlah medan perang Amerika Serikat yang telah dibuka oleh Amerika Serikat selama abad ke-21.

AFGANISTAN

Setelah al-Qaida dituduh menyerang Amerika pada 11 September 2001, Amerika memimpin invasi ke Afghanistan untuk menggulingkan Taliban. Meskipun AS dan NATO secara resmi mengakhiri misi tempur mereka di Afghanistan pada akhir 2014, sampai sekarang perang masih terus terjadi di wilayah tersebut.

Sekitar 8.400 tentara Amerika masih dikerahkan di Afghanistan, di mana mereka melatih militer negara tersebut untuk melakukan operasi kontraterorisme.

IRAK

Di bawah Presiden George W. Bush, Amerika Serikat menginvasi Irak pada tahun 2003 dan menggulingkan Saddam Hussein.  Penerus Bush, Presiden Barack Obama, menarik pasukan AS dari Irak pada 2011.

Tetapi Amerika kembali mengirim pasukan tiga tahun kemudian setelah kelompok ISIS merebut wilayah Irak dan berusaha untuk mendeklarasikan kekhalifahan Islam.

Perang Drone

Di bawah Obama, Amerika secara dramatis meningkatkan penggunaan kendaraan udara tak berawak, atau drone, untuk meluncurkan serangan terorisme tanpa perlu kehadiran militer AS yang besar di darat. CIA dan Pentagon telah melancarkan serangan di Pakistan, Yaman, Somalia dan Libya, beberapa dari mereka rahasia.

Komunitas intelijen AS mengatakan setidaknya 117 warga sipil tewas selama 2009-2016 oleh serangan pesawat tak berawak di luar warzones tradisional. Perkiraan lain menyebut angka yang jauh lebih tinggi.

LIBYA

Amerika dan sekutu Eropa meluncurkan kampanye udara di Libya pada 2011, yang bertujuan untuk mencegah kekejaman   Moammar Gadhafi melawan gerakan yang terinsipirasi Arab Spring. Pengeboman menggulingkan Gaddafi, tapi Libya meluncur ke dalam kekacauan dan pertikaian.

Amerika terus melakukan serangan udara di Libya. Seperti biasa, Washington menggunakan alasan memburu kelompok garis keras terutama ISIS yang berada di wilayah ini.

PERANG ISIS DI IRAK DAN SURIAH

Setelah ISIS merebut banyak wilayah di Irak dan Suriah, pada 2014, Obama mengumumkan Amerika Serikat dapat menargetkan kelompok itu dimanapun mereka berada.

Amerika mulai mengirimkan sejumlah kecil penasihat militer untuk membantu militer Irak melawan ISIS. Jumlah tersebut telah merangkak naik menjadi sekitar 7.500 tentara AS. ISIS belum terkalahkan hingga sekarang meski telah kehilangan banyak wilayah.

Di Suriah, AS telah melakukan serangan udara terhadap ISIS sejak 2014. Baru-baru ini, Amerika Serikat telah mengirimkan pasukan operasi khusus untuk membantu pasukan Kurdi dan Arab melawan ISIS. Kira-kira 500 personel militer Amerika  berada di Suriah, ditambah tambahan, pasukan yand dirotasi sementara di wilayah itu.

SURIAH

Awalnya saat memburu ISIS di Suriah, Amerika telah menghindari masuk ke dalam perang sipil Suriah untuk berhadapan langsung dengan Presiden Suriah Bashar Assad.  Namun pada Kamis 6 April 2017 malam, kapal perang Amerika di Laut Mediterania meluncurkan hampir 60 rudal Tomahawk ke sebuah pangkalan udara Suriah dengan dalih menanggapi serangan senjata kimia yang disebut dilakukan pasukan Assad.

Serangan ini menandai serangan langsung pertama Amerika pada pemerintah Suriah, yang telah mengobarkan perang saudara enam tahun terhadap kelompok-kelompok oposisi. Hal ini juga menempatkan Amerika Serikat secara defacto menghadapi militer Rusia, yang ada di Suriah dan menjadi penyangga utama rezim Assad.

Exit mobile version