Site icon

Mengapa Amerika Gunakan Rudal Tomahawk untuk Serang Suriah?

Angkatan Laut Amerika meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk untuk menggempur pangkalan udara Suriah pada Jumat 7 April 2017 dini hari. Amerika memiliki begitu banyak rudal baik yang diluncurkan dari darat, laut dan udara. Pertanyaannya kenapa Tomahawk yang dipilih?

Amerika jelas ingin mengambil jarak aman ketika melakukan serangan ini. Mengirimkan jet tempur untuk melakukan serangan akan membawa mereka risiko ditembak jatuh. Bagaimanapun sistem pertahanan  udara Suriah masih aktif sampai saat ini. Ditambah dengan keberadaan S-400 dan S-300 Rusia yang ditempatkan di negara tersebut bisa saja menjadi ancaman jika Moskow memutuskan untuk menggunakannya.

Pejabat militer AS mengatakan, mengandalkan senjata andalan ini ketika Pentagon ingin menyerang dari jarak yang aman.

Video serangan rudal Tomhawak ke Suriah:

Pejabat pertahanan yang berbicara dengan syarat anonym dikutip Washington Post mengatakan rudal-rudal itu diluncurkan sekitar pukul 04:40 waktu setempat dari destroyer USS Ross dan USS Porter yang ada di Laut Mediterania timur. Pangkalan udara al-Shayrat di provinsi Homs diduga menjadi titik awal keberangkatan senjata kimia Suriah yang digunakan untuk menyerang Idlib pada Selasa.

Tomahawk telah menjadi bagian penting dari perang AS sejak Perang Teluk Persia pada tahun 1991 dan umumnya membawa 1.000 pon hulu ledak. Terakhir senjata ini  digunakan oleh Pentagon pada bulan Oktober, ketika militer melancarkan serangan dengan Tomahawk dari Laut Merah ke tiga lokasi radar pantai milik Houthi di Yaman setelah kelompok ini dituduh menembakkan rudal ke beberapa kapal Amerika beberapa hari sebelumnya.

Sebelum itu, Amerika Serikat juga menggunakan Tomahawk pada September 2014 ketika mereka memperluas perang melawan ISIS  dari Irak ke Suriah. Pentagon mengatakan pada waktu itu 47 Tomahawk diluncurkan dari dua kapal  yakni SS Philippine Sea dan USS Arleigh Burke USS di Teluk Persia. Serangan menghantam  situs yang digunakan oleh apa yang disebut Khorasan Group, sel yang dituduhu memiliki hubungan dengan al-Qaeda.

Salah satu keuntungan terbesar  menggunakan Tomahawk adalah bahwa senjata ini  itu tidak memerlukan pilot yang harus  dekat ke target potensial. Mereka dapat diluncurkan dari kapal perusak Angkatan Laut dari jarak sampai 1.000 mil. Jarak ini aman dari jangkauan  pertahanan udara musuh.

Militer Assad sampai saat ini masih mengoperasikan sistem rudal permukaan ke udara S-200 yang sudah tua, tetapi mereka didukung  pasukan Rusia, yang memiliki  S-300 dan S-400. Sistem-sistem ini memiliki radar yang lebih baik dan terbang lebih cepat dari rudal permukaan ke udara yang lebih tua.

Chris Harmer, analis pertahanan dan mantan perwira angkatan laut yang sekarang berada di Institute for the Study of War dikutip Washington Post mengatakan  militer Amerika Serikat bisa menindas  beberapa radar Rusia dengan penggunaan jet EA-18G Growler dan sarana lainnya. Tetapi Rusia kemungkinan dapat menahan serangan jamming itu, terutama S-400 mereka. “Kami memiliki keunggulan, tapi bukan berarti itu membuat pertahanan udara Rusia tidak relevan,” kata Harmer.

Next: Kurang Eksplosif, Tetapi Mencukupi

Harmer menambahkan Tomahawk  kurang eksplosif dibandingkan bom yang lebih besar dan dibawa oleh  pesawat berawak Amerika Serikat, tetapi untuk membom pesawat Suriah di darat, itu sudah cukup. Pesawat, adalah target yang lunak sehingga Amerika Serikat tidak memerlukan amunisi besar untuk menghancurkan atau melumpuhkan mereka.

Ada juga varian tertentu dari Tomahawk yang dapat membawa amunisi cluster yang dapat menyerang target luas. Amunisi ini  menyebabkan fragmentasi dan kebakaran yang bisa menghancurkan kendaraan, depot suplai dan pesawat pada jalur penerbangan.  Rudal tidak akan menyebabkan banyak kerusakan pada landasan pacu seperti jika menggunakan bom yang ditembakkan dari pembom atau pesawat tempur.

Keputusan mungkin telah didorong sebagian oleh kekhawatiran politik. Lapangan terbang terdekat yang digunakan Amerika Serikat  di wilayah ini adalah Incirlik Air Base di Turki, dan operasi terhadap pemerintah Suriah kemungkinan akan membutuhkan persetujuan Turki. Amerika Serikat juga memiliki pesawat serang di negara-negara lain di Timur Tengah, tetapi penggunaannya juga bisa mengangkat isu-isu diplomatik.

Jika Pemerintahan Trump memutuskan untuk menggunakan pesawat berawak, pilihan yang paling mungkin adalah pesawat angkatan laut. Itu bisa termasuk jet Harrier yang dikerahkan dengan 24th Marine Expeditionary Unit, yang berada di kapal Angkatan Laut di Laut Mediterania pada Rabu, menurut foto yang dirilis oleh militer.

Kapal induk USS George H.W. Bush juga di Timur Tengah, tetapi lebih jauh di Teluk Persia. Bagian dari armada kapal yang menyertai kapal induk lebih dekat  di Mediterania, dan dapat membawa Tomahawk.

Exit mobile version