Kapal Frigat Rusia Admiral Grigorovich meninggalkan Laut Hitam pada Jumat 7 April 2017 menuju Laut Mediterania Timur menyusul serangan rudal Tomahawak Amerika Serikat. Ini adalah kapal paling canggih yang dimiliki Angkatan Laut Rusia.
Kapal rudal dipandu Admiral Grigorovich berbasis di Sevastopol, Crimea melewati Selat Bosporus pada Jumat pagi menuju Mediterania atau hanya beberapa jam setelah dua kapal perusak AS USS Porter dan USS Rose menghujani lapangan Udara al-Shayrat Airfield Suriah dengan 59 rudal Tomahawk.
Kapal pengintai Yoruk Isik mengatakan kepada USNI Nes, kapal itu hanya di rumah mereka selama sembilan hari sebelum kembali ke Mediterania dan menyeberang selat tak lama setelah serangan Amerika.
Kapal dengan berat 4.000 ton ini dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh Kalibr yang mirip dengan Tomahawk. Ada delapan kapal kelas ini yang dimiliki Rusia dengan kapal pertama masuk layanan pada 2015 dan telah melakukan serangan dengan rudal Kalibr dari Laut Kaspia untuk menyerang sejumlah target ISIS dan pemberontak di Suriah.

Akhir tahun lalu, Grigorovich dioperasikan dengan kelompok tempur kapal Induk Admiral Kuznetsov di Suriah dan menembakkan rudal mendukung serangan Rusia-Suriah terhadap pemberontak di Aleppo pada bulan November.
Kremlin dengan cepat mengutuk serangan Amerika ke lapangan udara Suriah dengan mengatakan tindakan itu sebagai bentuk agresi nyata Amerika terhadap negara yang berdaulat. Alasan Amerika bahwa serangan itu sebagai respons penggunaan senjata kimia oleh Suriah juga dinilai Moskow terlalu mengada-ada, karena senjata kimia Suriah sudah seluruhnya dilucuti dengan pengawasan ketat PBB.
Sementara seorang pejabat Angkatan Laut mengatakan kepada USNI News dua kapal perusak USS Porter (DDG-78) dan USS Ross (DDG-71) akan terus melakukan misi di Mediterania Timur.
Kapal-kapal adalah bagian dari kuartet kapal perusak AS yang dikerahkan di Rota, Spanyol terutama untuk melakukan operasi pertahanan rudal balistik dalam perlindungan Eropa Barat. Namun, kedekatan kapal dengan Suriah dan kemudahan mempersenjatai kembali mereka mengikuti serangan Kamis membuat Ross dan Porter ideal untuk misi.
“Empat kapal yang dikerahkan ke Mediternia telah menjadi bantuan besar dan memberikan pilihan serangan cepat,” kata pejabat itu.

Pada hari Jumat, kepala Angkatan Laut AS di Eropa-Afrika Laksamana. Michelle Howard memuji kemampuan awak dua kapal ini. “Saya hanya ingin mengatakan bahwa komandan dari kedua kapal , Russ Caldwell dan Andria Slough, bersama dengan kru mereka telah melakukan hal yang hebat,” kata Laksamana. Michelle Howard dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada USNI News.
Tomahawk selalu menjadi pilihan penting Amerika dalam melakukan serangan pertama, termasuk salah satunya ketika dimulainya Operasi Odyssey Dawn di Libya pada 19 Maret 2011 ddi mana Angkatan Laut meluncurkan lebih dari 100 Tomahawk dari kapal perusak dan kapal selam USS Florida (SSGN-728) terhadap pasukan rezim Muammar Gaddafi.