Meskipun memiliki tingkat kecelakaan tertinggi, Korps Marinir Amerika Serikat akan tetap mempertahankan pesawat tempur AV-8B Harrier lebih lama dari yang direncanakan. Alasannya sederhana, F / A-18 Hornet milik mereka kondisinya jauh lebih buruk dan perlu diganti lebih cepat.
Pada tahun 2014, Marinir berkomitmen untuk mepensiun Harrier lebih awal dari yang direncanakan dan memperluas armada Hornet. Namun setelah kajian intensif terjadap armada Harrier dan penuaan secara cepat Hornet Marinir, Harrier akan sekitar lebih lama dari yang diharapkan beberapa tahun yang lalu.
Unik dan rumit, Harrier telah memiliki sejarah panjang dalam hal kecelakaan dan kontroversi. Namun, AV-8B telah menjadi pesawat tempur jauh lebih dapat diandalkan dan efektif. Sejumlah upgrade baru-baru ini telah selesai dan perbaikan sedang disiapkan untuk memastikan Harrier akan tetap bisa bertarung .
Pesawat yang dirancang dan dibangun Inggris ini terkenal karena kemampuannya untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal, tanpa perlu landasan pacu panjang atau hort takeoff and vertical landing (STOVL).
Namun pesawat ini juga telah membawa korban jiwa di kalangan Marinir sendiri. Harrier telah disebut “The Flying Coffin” dan “Widowmaker” karena tinggnya jumlah kecelakaan dan korban jiwa sejak pesawat pertama kali memasuki layanan dengan Marinir sebagai AV-8A pada tahun 1971.
Tapi dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kecelakaan telah menurun secara dramatis. Pada tahun 1980-an dan 90-an lebih dari 35 pesawat jatuh, termasuk tiga yang ditembak Irak selama Operasi Badai Gurun. Dalam kurun waktu itu 32 pilot tewas.
Kecelakaan juga masih tinggi dalam dekade melanjutkan. Namun, situasi mulai lebih baik setelah ada perbaikan dan peningkatan teknologi.
Dalam program Harrier Independent Readiness Review yang diluncurkan Marinir pada 2014 disebutkan Korps Marinir Amerika Serikat hanya memiliki 48 Harrier pada 2014, tidak termasuk skuadron pelatiha. Kajian tersebut menebutkan kebutuhan 66 pesawat untuk memenuhi kebutuhan kemampuan dasar dan kemampuan pengiriman armada untuk misi tempur.
Setelah serangkaian perbaikan panjang dan evaluasi ulang dari rantai pasokan, kekuatan Harrier telah mencapai tujuan yang ditetapkan oleh review dan pilot sekarang terbang dalam jumlah jam yang diperlukan untuk mempertahankan kemampuan.
Efek dari perbaikan itu selama tahun 2017 tidak ada insiden Harrier yang telah dilaporkan sebagai Kelas Kecelakaan A yang mengakibatkan kerusakan senilai US$2 juta, atau kematian. Pada tahun 2016, ada tiga kecelakaan kelas A yang melibatkan Harrier, dua jet hancur namun kedua pilot selamat. dengan aman.
Insiden ketiga bisa lebih pas dikatakan bencana. Pada 8 Maret 2016, AV-8B bersiap untuk lepas landas dari USS Kearsarge dari Teluk Persia untuk menyerang ISIS, meledak dan terbakar. Kolonel Robert Fulford, Komandan 26th Marine Expeditionary Unit, mengatakan “keajaiban” ledakan tidak menyakiti siapa pun.
Penerbangan Korps Marinir menjadi komunitas penerbangan paling terpukul selama dekade terakhir. Pesawat telah beroperasi di luar harapan hidup dan sekarang mencapai tingkat gagal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Situasi ini karena banyaknya Hornet yang rusak dan mundurnya F-35B.
Letnan Jenderal Jon Davis komandan pernabgan Marinir AS di depan Komite Pertahanan Senat pada 28 Maret lalu mengatakan rata-rata usia F/A-18 dan Harrier berada di kisaran 22 hingga 24 tahun dengan Harrier lebih tua.
“Biasanya, kita melakukan dua atau tiga sorti pesawat setiap hari. Kita tidak bisa melakukan itu sekarang. Mereka adalah pesawat besar tetapi mereka lelah,” katanya.