Beranikah Amerika Mengakhiri Tugas F-15C/D?
F-15C/USAF

Beranikah Amerika Mengakhiri Tugas F-15C/D?

Meski masih dalam tahap sangat awal, rencana Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mempensiun armada F-15C/D tetapi menjadi perbincangan menarik para analis. Pertanyaannya berkutat pada beranikan Angkatan Udara benar-benar melaksanakan rencana ini mengingat hampir tidak ada pesawat yang mampu mengisi posisi yang ditinggalkan.

Tetapi di satu sisi untuk Eagle adalah pesawat tua yang dibangun pada era 1970an dan untuk bisa menjaganya agar tetap bisa terbang melewati 2020 dibutuhkan dana tidak sedikit. Setiap pesawat membutuhkan anggaran setidaknya US$30-40 juta. Jumlah yang memang tidak layak untuk dikeluarkan guna menjaga sebuah pesawat tua.

Angkatan Udara harus menentukan seberapa besar risiko yang harus dihadapi ketika benar-benar menghenitkan operasional F-15C/D sampai menunggu F-35A benar-benar siap untuk menggantikannya. Sementara Rusia dan China terus memompa kemampuanya tempur udaranya yang membutuhkan kehadiran Eagle. Ini benar-benar menjadi hal yang harus dipertimbangkan apakah 200 pesawat superioritas udara yang belum terkalahkan itu harus disingkirkan atau tidak.

Militer Amerika serikat sangat bergantung pada F-15C, terutama yang dioperasikan oleh ANG, untuk mempertahankan superioritas udara di rumah dan di luar negeri. Dengan kemampuan membawa delapan Raytheon AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles dan wide-aperture radar, F-15 sangat ideal untuk melakukan misi pertahanan udara dan mencegat serta menembak musuh. Eagle dan F-22 Raptor adalah dua jet tempur yang ada di hangar USAF yang dirancang khusus untuk peran udara ke udara.

Mempensiun armada F-15C / D  tidak hanya menciptakan kesenjangan kemampuan, tapi juga kapasitas. Jumlah F-22 yang sedikit tidak akan mampu memenuhi misi superioritas udar global Amerika, terutama ketika pada waktu tertentu banyak Raptor harus menjalani pemeliharaan.

Angkatan Udara Amerika saat ini  mengoperasikan sekitar 230 F-15C/D di seluruh dunia. Kebanyakan mereka  berbasis di AS untuk misi pertahanan dalam negeri. Selain itu Pentagon juga menempatkan pesawat ini  di Pangkalan Udara Kadena, Jepang, dan RAF Lakenheath, Inggris.

Richard Aboulafia, analis Teal Group mengatakan mempensiun F-15 tanpa penggantian cepat akan meninggalkan Angkatan Udara tinggal memiliki sekitar 125 pesawat tempur superioritas udara dalam kode tempur.

“Dari perspektif kekuatan udara, ini adalah menunggu bencana terjadi,” katanya sebagaimana dikutip Aviation Week Kamis 6 April 2017. “Ketika Anda melihat China atau Rusia, mereka memiliki banyak sekali pesawat generasi keempat.”

Usulan Angkatan Udara untuk mengisi kesenjangan ini dengan memasukkan F-16 yang diupgrde dengan radar AESA dinilai para ahli tidak akan cocok. Bagaimanapun F-16  tidak akan mampu mengimbangi kemampuan F-15 dalam hal pertemuran udara ke udara.

John Venable dari Heritage Foundation mengatakan bahkan dengan upgrade AESA, radar F-16 akan jauh lebih kecil, menghasilkan area penargetan sempit.  F-16 juga hanya membawa enam rudal  dan kemampuan terbang lebih lambat serta tidak semanuver F-15.

Next: F-35 Mampu Mengganti, Tetapi…