Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan memperluas kamp pengungsian di sekitar Mosul menyusul serangan udara yang terus dilakukan di kota terbesar kedua Irak tersebut.
Lebih dari 300.000 orang telah melarikan diri Mosul sejak awal kampanye yang didukung Amerika Serikat dimulai pada bulan Oktober.
Kantor Koordinator Kemanusiaan PBB di Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa 4 April 2017 Mosul memiliki populasi sebelum operasi digelar mencapai 1,5 juta yang tersebar kurang lebih merata antara sisi timur dan barat sungai Tigris yang mengalir melalui tengah kota.
Pasukan Irak telah merebut sisi timur pada bulan Januari dan Februari dan meluncurkan tahap kedua untuk mengambil sisi barat, dengan dukungan serangan udara dari koalisi pimpinan Amerika.
Sebuah serangan maut yang dilakukan pada 17 Maret 2017 telah menewaskan ratusan warga sipil yang memunculkan protes banyak pihak. Irak sempat menghentikan sementara serangan setelah itu dan Amerika melakukan investigasi.
PBB memperkirakan akan lebih banyak aliran pengungsi dari Mosul dalam beberapa hari ke depan setelah serangan udara oleh angkatan udara Irak dilanjutkan pada Selasa.
Cuaca yang membaik juga memungkinkan pasukan darat untuk melanjutkan gerak maju mereka menuju Masjid al-Nuri Grand, di mana pemimpin militan, Abu Bakr al-Baghdadi, menyatakan ‘kekhalifahan’ sekitar tiga tahun yang lalu dengan wilayah sebagian besar dari Irak dan Suriah.
Operasi militer di Mosul memasuki fase paling rumit karena beralih ke perang kota dengan banyak lorong sempit di wilayah tersebut. Selain itu bangunan yang padat juga akan membatasi penggunaan senjata berat dan kemungkinan serangan udara salah sasaran.