More

    Bahkan Anggota DPR Aceh Tak Boleh Terlalu Dekat ke Pesawat Amerika

    on

    |

    views

    and

    comments

    Pesawat militer Amerika Serikat yang sudah seminggu diparkir di Apron Bandara SIM Blang Bintang, Aceh Besar mendapat pengawalan ketat dari TNI AU dan Aviation Security (Avsec).

    Danalud SIM Kolonel Pnb Suliono menyebutkan, pengawalan ketat ini merupakan prosedur wajib dilakukan terhadap pesawat asing yang mendarat darurat di wilayah Indonesia.

    Penjelasan itu disampaikan Danalud SIM Kolonel Pnb Suliono serta Pj GM Angkasa Pura, Surkani, selaku Airport Emergency Committee kepada rombongan Komisi I DPRA yang melakukan peninjauan atas keberadaan pesawat itu, di Bandara SIM, Blang Bintang, Jumat 31 Maret 2017.

    Rombongan Komisi I DPRA dipimpin oleh Abdullah Saleh (Ketua Komisi), Azhari Cage (Wakil Ketua), serta lima anggota yaitu Iskandar Usman Alfarlaky, Mushanif, Djasmi Hass, Tanwier Mahdi, dan Muhammad Saleh.

    Sebagaimana dilaporkan Serambi, sekitar enam awak pesawat militer itu berada di bawah badan pesawat tanpa melakukan aktivitas apapun. Namun saat rombongan Komisi I DPRA meninjau ke pesawat, salah seorang awak pesawat sempat memberi aba-aba agar rombongan tidak terlalu mendekat ke pesawat.

    Sementara Ketua Komisi I DPRA, Abdullah Saleh yang memimpin rombongan menyebutkan kedatangan mereka ingin mengetahui penjelasan otoritas setempat mengenai keberadaan pesawat militer AS itu di Aceh, serta misi dan tujuan.

    Karena, menurut Abdullah Saleh, sebagai pesawat yang berasal dari Amerika Serikat tentu tidak membutuhkan waktu lama untuk proses perbaikannya. Namun dalam kasus pesawat ini justru telah memakan waktu seminggu lebih di Aceh.

    Dalam percakapan dengan otoritas Bandara SIM, Wakil Ketua Komisi I Azhari Cage sempat meminta izin untuk meninjau pesawat, serta mempertanyakan muatan dalam pesawat milik militer Amerika tersebut.

    Menanggapi permintaan tersebut, Danlanud dan pihak Angkasa Pura hanya memenuhi keinginan Komisi I untuk meninjau ke sisi pesawat. Sementara permintaan untuk melihat ke dalam pesawat, tidak dipenuhi karena tidak mendapatkan izin dari kapten pesawat militer tersebut.

    Baik Lanud maupun Amerika tidak pernah menjelaskan secara rinci pesawat apa sebenarnya yang mendarat.  Penelusuran yang dilakukan menunjukkan pesawat tersebut adalah  WC-135 yang digunakan untuk mendeteksi radiasi nuklir.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this