Batch keempat dari pesawat latih/serang ringan FA-50PH untuk Angkatan Udara Filipina kembali tiba pada Rabu 29 Maret 2017. Dengan demikian delapan pesawat telah diterima oleh negara terebut.
Pesasat dengan nomor ekor 007 dan 008 tiba di Pangkalan udara Clark di Pampanga Filipina. Dua jet ini merupakan bagian dari 12 pesawat supersonik yang dibeli pada tahun 2014 oleh pemerintahan Aquino dari kontraktor pertahanan Korea Selatan Korea Aerospace Industries (KAI), di bawah program modernisasi militer.
Batch pertama dari jet tempur tiba pada bulan November 2015, yang secara simboli menandai masuknya Angkatan Udara Filipina ke era supersonik. Sebelumnya Angkatan Udara negara ini tidak memiliki satupun pesawat tempur yang mampu terbang di atas kecepatan suara atau sekitar 750 mil per jam.
Kini Filipina masih menunggu empat pesawat lain yang diharapkan akan seluruhnya dikirimkan pada September tahun ini. “Kami berharap pengiriman jet akan selesai dalam tahun ini,” kata Kepala PAF Letjen Edgar Fallorina sebagaimana dilaporkan Philstar Rabu.
Kedatangan pesawat ini diharapkan untuk lebih memperkuat kemampuan pertempuran dan pertahanan Angkatan Udara Filipina.
Sebelum kedatangan FA-50, Angkatan Udara Filipina tidak memiliki jet tempur lagi setelah mereka mempensiun F-5 pada tahun 2005.
Selama beberapa dekade, kemampuan Angkatan Udara Filipina yang sempat sangat kuat terus memburuk. Filipina menjadi negara pertama yang merima jet tempur di kawasan Asia Tenggara dan terkenal karena misi 1962 ke Kongo atas permintaan PBB untuk membantu mengamankan wilayah udara Kongo.
Pada tahun 1963, Angkatan Udara Filipina juga mengirim kekuatan ke Bali, Indonesia, setelah letusan Gunung Agung yang membawa banyak korban.
Negara ini juga menjadi tuan rumah pangkalan Angkatan Udara AS di Clark, Pampanga, hingga kemudian pemerintah mengusir pangkalan AS dalam pemungutan suara bersejarah di tahun 1991. Sejak itu Angkatan Udara Filipina terus menurun.
Baca juga: