Saab Sebut Tiga Alasan Kenapa Gripen Cocok untuk Indonesia

Saab Sebut Tiga Alasan Kenapa Gripen Cocok untuk Indonesia

Kabar bahwa Indonesia akan mengakuisi Su-35 untuk menggantikan F-5 Tiger memang sudah begitu santer. Hanya saja fakta di lapangan belum juga ada kesepakatan jelas tentang rencana tersebut.

Belum terkuncinya kesepakatan menjadikan sejumlah produsen jet tempur masih terus mencoba menggelitik Indonesia dengan berbagai penawaran yang menggiurkan.

Saab, perusahaan asal Swedia yang membangun jet tempur Gripen menjadi salah satu pemain yang sejak awal semangat untuk bisa menjual pesawat satu mesin ini. Menurut mereka pesawat ini memiliki sejumlah kelebihan dan kecocokan untuk kebutuhan Angkatan Udara Indonesia. Apa saja? Mari kita lihat

1.Luas Wilayah

Angkatan Udara Indonesia guna menjaga keamanan dengan wilayah yang sangat luas. Kepulauan Indonesia yang luas meliputisekitar 17.000 pulau membentang sepanjang hampir 2 juta kilometer persegi. Wilayah memiliki garis pantai sepanjang 54.716 kilometer untuk dilindungi dan tiga perbatasan darat (Timor-Leste 228 kilometer, Malaysia 1.782 kilometer, dan Papua Nugini 820 kilometer). Selain itu, berada tepat di wilayah titik akhir maritim di Asia Tenggara, seperti SelatMalaka.

Mengingat wilayah geografis yang luas, kemampuan efektif Angkatan Udara membutuhkan pesawat dengan ketersediaan yang tinggi, waktu yang lama di udara, frekuensi perjalanan yang pendek, jam terbang yang panjang, dan radius jarak tempur yang panjang. sekitar 1% dari PDB-nya untuk Pertahanan sehingga memerlukan pesawat yang terjangkau, unggul dan memiliki biaya operasional yang rendah. Semua ini membuat Gripen merupakan solusi yang ideal untuk Indonesia.

Gripen C memiliki jangkauan maksimum  sekitar 3000 km pada ketinggian tinggi dengan maksimum penggunaan tangki penurunan eksternal dan tidak ada senjata yang terpasang. Jangkauan feri untuk Gripen E dengan tangki penurunan besar (opsional) adalah sekitar 4000 km. Ini sangat ideal untuk Indonesia dengan wilayah yang sangat luas dan memiliki jumlah pulau yang besar.

2. Teknologi